Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Direktur Baru PDJT Jadi Tumpuan

(DD/J-2)
04/2/2016 02:24
Direktur Baru PDJT Jadi Tumpuan
(FOTO ANTARA/Jafkhairi)

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bogor optimistis direktur baru Perusahan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) Krisna Kuncahyo mampu mengatasi kondisi BUMD tersebut yang kini di ambang kebangkrutan akibat terus merugi. "Tugas Anda berat, tapi Anda sangat paham. Tidak ada yang tidak mungkin. Anda harus menyehatkan," kata Wali Kota Bogor Bima Arya ketika melantik Krisna sebagai Direktur PDJT di Balai Kota Bogor, pekan lalu.

Menurutnya, kondisi perusahaan saat ini tidak akan bertahan lama jika tidak ditangani dengan cara luar biasa. Bahkan, kata Bima, perusahaan yang mengoperasikan bus Trans-Pakuan itu bisa tutup dalam waktu 6 hingga 8 bulan ke depan. Namun, ujarnya, Krisna bukan hanya bertugas untuk menyehatkan perusahaan itu, melainkan juga mengembangkannya.

Satu juta warga Kota Bogor tidak mau tahu dan hanya ingin naik bus nyaman dan dingin, dengan pengemudinya tidak ugal-ugalan, tarif jelas, dan pelayanan baik. "Karena itu, 3 in 1 itu menjadi tugas Anda, yakni menyehatkan, mengembangkan (perusahaan), dan melayani. Melihat Anda, saya optimistis," kata Bima.

Wali Kota juga mengatakan PDJT nyaris bangkrut karena terbelit masalah dari segala sisi. Antara lain manipulasi kondektur, setoran, armada, selter, dan tiket. Oleh karena itu, perusahaan tersebut terus mengalami defisit hingga Rp150 juta per bulan akibat biaya operasinya lebih besar daripada pendapatan.

Selain tidak memiliki dana, PDJT tidak punya aset. Kondisi itu diperparah angka utang yang menggunung, yakni Rp28 miliar pada 2015. "Perusahaan tidak punya aset. Hingga 2015, utangnya Rp28 miliar. Dari Rp30 miliar, equity-nya tinggal Rp2 miliar," kata Bima.

Sementara itu, Krisna menyatakan akan berusaha menyehatkan kembali PDJT, salah satunya dengan membenahi struktur pendapatan. Namun, tambahnya, pelayanan publik tidak selalu menghasilkan keuntungan. "Apakah aset yang ada masih bisa kita maskimalkan? Modal sangat terbatas sehingga kami tidak bisa sendiri. Tanpa ada dukungan dari pemkot dan DPRD, tidak bisa," kilahnya.

Saat dimintai tanggapannya tentang besarnya keyakinan dan harapan Wali Kota, Krisna menjawab dengan diplomatis. "Kita kembalikan ke kodrat manusia. Tidak ada yang super. Tapi dengan pengalaman saya, saya akan terus bekerja. Pengalaman terpanjang saya di dunia properti, jalan tol, dan bidang keuangan. Saya juga cukup paham soal PDJT," kata Krisna.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya