Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
JELANG musim hujan, warga yang bermukim di DAS Waikomo meminta Pemerintah Kabupaten Lembata segera melakukan normalisasi kali.
Permintaan itu realistis, sebab sejak diterjang banjir pada musim hujan tahun lalu, material yang dibawa banjir itu masih berserakan di dalam kali. Sementara warga tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menormalisasi kali tersebut.
Selain itu, terjangan banjir pada musim penghujan tahun lalu memutus akses jalan raya. Banjir juga telah menggerus sawah milik sejumlah warga setempat.
Pantauan Media Indonesia, Senin (28/10) pagi, DAS Waikomo kini masih dipenuhi material banjir yang menerjang pada musim hujan tahun lalu. Material itu berupa pohon-pohon yang besar yang dibawa banjir dari arah hulu.
Selain itu, gerusan banjir tahun lalu membuat alurnya tersendiri hingga mengarah lurus pada tebing berpasir. Di atas tebing berpasir setinggi 3 meter itu terdapat sawah warga Waikomo yang juga sudah mulai ikut tergerus banjir.
Baca juga: Sambut Penghujan, Sungai Dinormalisasi
Ditemui Media Indonesia, Senin (28/10), Ketua RT 046, RW 015, Kelurahan Lewoleba Barat, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Katarina Bafut, mengatakan, jika tidak dinormalisasi, DAS Waikomo akan memakan korban lagi.
"Banyak kayu-kayu besar, batu-batu besar dan alur kali yang langsung menghujam tebing berpasir ini akan semakin merusak kondisi DAS. Musim hujan tahun lalu kami sampai mengungsi karena ketakutan. Saat itu banjir sangat besar, membawa pohon pohon besar sampai merusak sawah. Jalan sudah putus. Karena jalan menuju pasar Pada putus sekarang truk yang memuat material memilih lewat di dalam kali," tuturnya.
"Aktivitas galian batu dan pasir juga masih memprihatinkan. Kami minta pemerintah tolong normalisasi kali Waikomo, kalau tidak musim hujan nanti bisa dipastikan akan makan korban," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lembata, Pascal Tapobali, mengatakan, pihaknya tidak menganggarkan normalisasi kali pada tahun ini.
"Normaslisasi kali tahun ini tidak ada program," ungkap Tapobali.(OL-5)
CUACA ekstrem tak hanya menjadi ancaman di musim penghujan. Dalam beberapa hari terakhir, hujan deras hingga ekstrem kembali mengguyur sejumlah wilayah di Tanah Air,
BMKG. merilis prakiraan cuaca nasional. Kota-kota besar di Indonesia diprediksi mengalami beragam kondisi cuaca mulai dari cerah berawan hingga hujan
Bibit siklon tropis 90S diprakirakan masih berada di Samudra Hindia Barat Daya Bengkulu dengan kecepatan angin maksimum 25-30 knot.
BMKG telah merilis update prakiraan cuaca hari ini, Sabtu 2 Agustus 2025, yang mencakup peringatan dini cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca yang bervariasi mulai dari panas terik hingga hujan akan terjadi di berbagai wilayah Indonesia hari ini.
Model ponco itu longgar, bisa terbang saat berkendara dan berisiko menutupi visibilitas pengendara atau pun pengendara lain, hingga tersangkut di jari-jari roda sepeda motor.
Normalisasi sungai merupakan upaya untuk mencegah terjadinya banjir di musim penghujan nanti.
Beberapa titik sudah mulai dilakukan normalisasi. Meski sifatnya masih dalam rangka penanganan darurat, tetapi spek teknisnya sudah mulai mengarah pada standar normalisasi.
NORMALISASI Sungai Cidawolong yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar), yang terletak di Kecamatan Majalaya, telah menunjukan hasil.
"Normalisasi Sungai Cidawolong baru berlangsung 14 hari. Hujan deras selama 5 hari berturut-turut ternyata tidak menyebabkan sungai meluap dan tidak ada banjir di wilayah Majalaya,"
Solusi jangka panjang rob adalah membuat giant sea wall yang saat ini sudah masuk proyek strategis nasional (PSN). Namun diperkirakan itu selesai tahun 2027
Gubernur Jawa Timur menyebutkan normalisasi sungai di Jombang dilakukan untuk mengembalikan daya tampung air.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved