Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
ALIANSI Mahasiswa Gerakan kerakyatan Cipayung Plus, yang terdiri atas elemen PMKRI Cabang Maumere St Thomas Morus, GMNI Cabang Sikka, HMI Komisariat Sikka, IMM Kabupaten Sikka, Himala Maumere dan Imam Maumere, siap mengajukan uji materi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi setelah diberi nomor dan diundangkan oleh DPR.
Ratusan mahasiswa itu melakukan unjuk rasa, Kamis (26/9) pagi, dimulai dari depan Kampus STKIP Muhamadiyah Maumere dan melakukan long march menuju Kampus UNIPA Maumere, kemudian berorasi di depan Mapolres Sikka dan berakhir di halaman Kantor DPRD Sikka.
Meski menggelar aksi unjuk rasa, para mahasiswa itu menyatakan siap mengajukan uji materi terhadap sejumlah revisi UU yang berpotensi melemahkan KPK dan memberangus suara kritis dalam Rancangan Undang-Undang KUHP.
Penegasan itu disampaikan Marianus Fernandez, Ketua PMKRI Cabang Maumere St Thomas Morus, dan Alfin Ganggu, Ketua GMNI Cabang Sikka, saat berorasi di halaman Kantor DPRD Kabupaten Sikka.
Dalam aksi demonstrasi itu Aliansi Mahasiswa Gerakan Kerakyatan Cipayung Plus mengkritisi UU KPK dan RKUHP.
"Pertama, Pasal 2 Ayat (1), Pasal 598 RKUHP, tentang hukum yang hidup di masyarakat. Pasal ini masih menuai pro dan kontra," ujar Marianus.
Para mahasiswa juga menyorot pasal yang mengatur tentang makar. RKUHP mengatur makar dalam tiga jenis yaitu makar terhadap Presiden, makar terhadap NKRI, dan makar terhadap pemerintah.
"Selain itu terdapat UU Kekuasaan Hakim Nomor 4 Tahun 2004 yang menjamin keamanan terhadap para hakim,” ujar Marianus.
Baca juga: 5 Fraksi DPRD Sumenep Ajukan Interpelasi Aturan Pilkades Serentak
Sementara, Ketua GMNI Cabang Sikka, Alfin Ganggu, melihat RKUHP merupakan hukum yang bersifat represif. Suatu produk hukum dapat dikategorikan represif atau responsif dengan beberapa tolok ukur diantaranya dari proses pembuatan, isi dan bentuk, dan cakupan isi hukum.
Proses pembuatan hukum represif cenderung didominasi oleh lembaga legislator sedangkan hukum responsif lebih banyak melibatkan masyarakat secara luas (partisipatif).
Dari segi isi dan bentuk, hukum represif memberi justifikasi bagi kehendak pemerintah dan bersifat posivistik-intrumentalistik sedangkan hukum responsif berasal dari kehendak dan aspirasi umum (aspiratif).
Dari segi cakupan isi hukum, hukum represif cenderung memuat hal-hal yang ambigu sedangkan hukum responsif mengatur secara lebih detail (presisi).
Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa RKUHP yang hari ini mendapat banyak penolakan dari publik, tidak melibatkan lintas disiplin dalam pembahasan, dan mengandung banyak pasal karet, jauh dari tolok ukur hukum responsif dan cenderung bersifat represif.
Oleh karena itu, Aliansi Mahasiswa Gerakan Kerakyatan Cipayung Plus Kabupaten Sikka mendorong agar Pemerintah dan DPR untuk mempertimbangkan ulang rencana pengesahan RKUHP yang secara nyata berpotensi menimbulkan banyak masalah baru sebagaimana telah dijabarkan di atas. (OL-1)
Menurut dia, PERADI SAI menilai keputusan ini sebagai tonggak penting untuk memperkuat posisi advokat dalam sistem peradilan pidana.
Menurutnya, sistem penegakan hukum terpadu seharusnya menjadi kesatuan rangkaian antarpenegak hukum untuk menanggulangi kejahatan.
Hukuman mati tidak lagi menjadi pidana pokok tapi pidana khusus. Ini menjadi politik hukum baru dan menjadi suatu jalan tengah
INDONESIA harus berbangga dengan memiliki produk hukum asli dan menanggalkan produk hukum kolonial.
PASAL perzinaan dalam KUHP yang baru dipastikan tidak akan berdampak negatif terhadap sektor pariwisata dan investasi di Indonesia.
RUU KUHP, merupakan RUU terlama yang dibahas oleh DPR hingga disahkan.
FILM Jadi Tuh Barang yang dibintangi Oki Rengga, Beby Tsabina, Dicky Difie, Steven Wongso, Arafah Rianti, Arif Didu, Bang Baud, dan Natalie Sarah
Siswa dibekali pemahaman mengenai isu-isu krusial perubahan iklim, seperti pengelolaan limbah, energi terbarukan dan emisi karbon.
Mendiktisaintek menyayangkan turunnya minat belajar di bidang STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika), padahal bidang ini menjadi tulang punggung kemajuan iptek.
Mahasiswa mendapatkan wawasan tentang tren karier digital, transformasi dunia kerja, dan peluang global di era teknologi.
Konsep ini hadir sebagai solusi cerdas dalam mengatasi limbah pertanian dan perkebunan yang selama ini kerap menjadi persoalan pencemaran lingkungangan hidup.
Acara ini juga membuka ruang diskusi seputar transformasi media digital dan relevansi storytelling dalam membangun keterhubungan yang berdampak di masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved