Hujan Bantu Kurangi Titik Panas

Indriyani Astuti
26/9/2019 08:40
 Hujan Bantu Kurangi Titik Panas
Pengendara sepeda motor melintasi Jalan Rahadi Oesman yang basah setelah hujan turun, di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (23/9/2019).(ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)

HUJAN yang mengguyur sejumlah wilayah di Sumatra dan Kalimantan dalam tiga hari terakhir membantu mengurangi titik panas (hotspot), serta membuat kualitas udara sedikit membaik. Dalam 24 jam terakhir hujan turun di Jambi, Riau, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Namun begitu, Pemerintah Provinsi Riau belum akan mencabut status tanggap darurat pencemaran udara yang diberlakukan hingga 30 September. Data BNPB mencatat jumlah hotspot turun, pada Senin (23/9) dari 3.150 titik menjadi 1.982 titik. Hingga kemarin turun lagi menjadi 1.744 titik.

"Dampak kepekatan asap juga berkurang. Langit mulai terang dan biru. Demikian juga di Malaysia, asap telah berkurang. Itu kata sahabat saya di Malaysia," jelas Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, di Jakarta kemarin.

Secara terpisah, Komandan Satgas Udara Siaga Darurat Karhutla Riau yang juga Kadisops Lanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Penerbang Jajang Setiawan, mengatakan hujan membuat kualitas udara Riau membaik dari level berbahaya menjadi sedang.

"Kami akan terus mengupayakan teknologi modifikasi cuaca hujan buatan dengan pesawat TNI-AU, yaitu casa 212, CN-295, dan Hercules," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Wakil Gubernur Riau Edy Afrizal Natar Nasution. Namun, pihaknya masih menetapkan wilayahnya darurat pencemaran udara. Dampak guyuran hujan juga dialami Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), tetapi sang bupati, Dodi Reza, mengatakan pihaknya terus mewaspadai dan giat mencari solusi terbaik agar karhutla di wilayahnya tidak berulang.

"Fokus pencegahan karhutla ke depan akan dititikberatkan ke pembasahan rawa gambut yang harus terus basah, tidak boleh kering," ujar Dodi.

Sementara itu, kabut asap tebal masih menyelimuti Aceh meski  sejak Selasa (25/4) hujan mulai turun. "Setelah guyuran hujan deras, kabut asap sempat berkurang, tetapi lima jam setelah itu Pidie terselimuti kabut asap lagi," Ujar Ghina Zuhaira, siswi kelas 11 (II) SMA Sukma Bangsa Pidie.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan membuat rumah singgah agar masyarakat terdampak asap dapat singgah memeriksa kesehatan. (Ind/RK/MR/DW/X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya