Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
MASYARAKAT Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menanti gebrakan-gebrakan yang bakal dilakukan para wakil rakyat mereka di DPRD pascapelantikan dan pengambilan sumpah jabatan unsur pimpinan definitif, pekan lalu. Tugas pokok dan fungsi yang mereka emban pada periode lima tahun ke depan tentu cukup menantang.
"Dari 50 anggota DPRD terpilih, sebanyak 23 orang di antaranya merupakan wajah baru. Mayoritas usia mereka pun masih relatif muda. Ini tentu harus jadi penyemangat agar DPRD Kabupaten Cianjur bisa menjalankan trifungsi mereka sebagai kontroling, budgeting, dan legislasi yang melahirkan aturan-aturan untuk keberpihakan terhadap masyarakat," tegas Ketua Presidium Aliansi Masyarakat untuk Penegakan Hukum (Ampuh), Yana Nurjaman kepada Media Indonesia, Rabu (25/9).
Yana menilai, disadari ataupun tidak, hampir 13 tahun terakhir, DPRD Kabupaten Cianjur nyaris tanpa kekuatan. Selama ini parlemen terkesan berada di bawah hegemoni dan terkesan ada kooptasi pihak eksekutif.
"Trifungsi parlemen nyaris lumpuh. Terkesan tidak berdaya guna," tutur Yana.
Sejatinya, lanjut Yana, parlemen saat ini bisa memperkuat peran dan fungsi agar eksekutif dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Apalagi pemerintah yang baik merupakan isu paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini.
"Jika ini berjalan dengan baik, maka demokrasi pun bisa sinergis," ucap Yana.
Yana tak berharap rendahnya kinerja dan lemahnya fungsi pengawasan DPRD Kabupaten Cianjur terhadap eksekutif akhirnya memunculkan penilaian buruk masyarakat terhadap lembaga perwakilan rakyat ini secara keseluruhan.
Elite politik yang diberikan amanat masyarakat untuk mengelola aspirasinya, seharusnya memberikan contoh dan teladan. Bukan sebaliknya malah melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji, memperkaya diri sendiri dan kelompoknya, bahkan melakukan pelanggaran hukum secara berjamaah.
"DPRD harus menyesuaikan dengan aspirasi masyarakat. Bukan malah sebaliknya, merusak dan mengondisikan eksekutif untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap aturan-aturan yang berlaku atau melakukan kolusi dalam penyusunan anggaran agar menguntungkan diri dan
kelompoknya," bebernya.
baca juga: Pertamina Lepasliarkan Kukang Jawa
Namun Yana meyakini komposisi anggota DPRD Kabupaten Cianjur sekarang bisa menjadi harapan baru bagi masyarakat Cianjur. Setidaknya, kata dia, dugaan praktik kooptasi parlemen oleh eksekutif bisa berakhir. Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Ganjar Ramadhan, mengatakan kepentingan masyarakat harus di atas segala-galanya. Artinya, butuh kerja sama dari semua anggota parlemen untuk bersama-sama membangun Kabupaten Cianjur lebih baik ke depan.
"Memang berat. Tapi ketika saya sendiri diamanatkan Partai Gerindra memimpin DPRD Kabupaten Cianjur, tidak ada yang berat. Intinya, semua harus bergerak untuk mengakomodir aspirasi masyarakat," tegas Ganjar. (OL-3)
Aksi tersebut merupakan perbuatan yang sangat zalim dengan melakukan pemerasan terhadap masyarakat miskin yang sedang mencari kerja.
PRAKTISI hukum Taufik Basari mengatakan masa jabatan DPRD tidak bisa diperpanjang atau dikosongkan selama dua tahun.
PAKAR hukum Pemilu FH UI, Titi Anggraini mengusulkan jabatan kepala daerah dan anggota DPRD provinsi, kabupaten, dan kota yang terpilih pada Pemilu 2024 diperpanjang.
MELALUI Putusan No 135/PUU-XXII/2024, MK akhirnya memutuskan desain keserentakan pemilu dengan memisahkan pemilu nasional dan pemilu daerah.
WAKIL Ketua Komisi II DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Aria Bima, menanggapi wacana perpanjangan masa jabatan anggota DPRD sebagai konsekuensi dari Putusan MK.
Sebanyak 33 diorama yang ada di Museum Bajra Sandhi banyak menceritakan perjalanan masyarakat Bali, dari masa pra sejarah, penjajahan, hingga masa kemerdekaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved