Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Dampak Penambangan, Kerusakan Hutan di Babel Cukup Parah

Rendy Ferdiansyah
16/9/2019 08:40
Dampak Penambangan, Kerusakan Hutan di Babel Cukup Parah
Penambangan timah menggerus hutan di Bangka Belitung(Antara)

AKTIVITAS penambangan pasir timah secara sporadis ditambah dengan penebangan pohon secara ilegal menyebabkan 200 ribu hektar kawasan hutan dan 433 Daerah Aliran Sungai (DAS) rusak. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bangka Belitung (Babel), Marwan mengatakan luas kawasan hutan di Babel 657.000 hektar, dan sudah masuk katagori kritis sekitar 200.000 hektar atau 1/3 sudah rusak.

"Kerusakan hutan ini, dikarenakan aktivitas pertambangan, penebangan pohon. Sangat berbahaya jika terus menerus dibiarkan," kata Marwan, Senin (16/9).

Menurutnya bila tidak segera diantisipasi, kerusakan hutan akan menjalar sampai ke hutan lindung. Sebagai penopang kehidupan, apabila hutan dan air sudah berkurang, maka kekeringan akan terjadi dan ketika musim hujan terjadi banjir. Kerusakan hutan juga menyebabkan daerah aliran sungai (DAS) rusak. Dampaknya saat musim hujan terjadi banjir.

"DAS kita ini rusak, aliran sungai banyak yang putus dan beralih. Bahkan ada yang menjadi daratan baru, sehingga kalau hujan air meluap dan mengakibatkan banjir,"ujarnya.

Sementara, Kepala Balai Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Baturusa Cerucuk, Tekstiyanto mengatakan aktivitas penambangan secara ilegal telah membuat DAS rusak.

"Ada 433 DAS di kita semuanya rusak karena penambangan, sedangkan pemulihanya baru 159 DAS, belum sebanding dengan kerusakan yang ada," kata Tekstiyanto.

Untuk itu dia berharap pemerintah pusat, sektor terkait dan pemerintah daerah dapat bersinergi mengatasi persoalan kerusakan DAS di Babel ini.

"Makanya kenapa kita libatkan seluruh sektor khusus di pusat, bagaimana memperkecil deviasi dengan revitalisasi," ujarnya.

Jika kerusakan DAS dan Hutan ini tidak segera ditangani dikhawatirkan ketahanan air di Babel terancam.

Direktur Pengendalian Kerusakan Perairan Darat KLHK RI, Sakti Hadengganan mengatakan perlu perbaikan hutan secara masif di Babel agar air darat bisa dikelola secara alami dengan baik. Ia mengaku butuh biaya mahal dan susah mengembalikan kondisi Babel ini. Menurutnya harus ada kontribusi semua pihak terutama perusahaan-perusahaan dan tidak bisa mengandalkan APBN dan APBD.

"Kerusakan hutan saat ini mengancam kondisi perairan darat di Babel. Akibat yang ditimbulkan adalah Babel menjadi cepat kering saat musim kemarau, dan mudah banjir saat musim hujan," kata Sakti.

baca juga: Singkawang Liburkan Murid Sekolah Untuk Hindari Kabut Asap

Saat ini Pemprov Babel telah menyiapkan satu juta bibit pohon yang  dibagikan untuk Pulau Bangka 700 ribu batang dan 300 ribu batang di Belitung. Bibit pohon ini digunakan untuk membantu memperbaiki lingkungan di Babel. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya