Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
PARA petani menjerit. Kekeringan panjang yang masih melanda Indonesia menyebabkan lahan pertanian mereka tak dapat berproduksi lagi. Dalam situasi kekeringan tersebut, banyak cara dilakukan para para petani agar tetap produktif.
Petani yang sudah telanjur menanami areal sawahnya terpaksa berjibaku dengan kerasnya alam demi mempertahanan hidup. Di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, para petani setempat terpaksa harus merogoh kocek lebih dalam guna membeli mesin pompa air.
Mesin tersebut berguna untuk memompa air ke lahan yang sedang ditanami. Ada pula petani yang terpaksa menjebol dinding bendungan untuk mendapatkan pasokan air irigasi.
John Da Gomez, warga desa setempat, Sabtu (14/9), mengatakan, para petani di Desa Reraroja, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka terpaksa memompa air dari Bendungan Ijura dengan bantuan mesin pompa air.
Aliran air yang mengalir di bagian selatan Bendungan Ijura itu tidak lancar karena debit air sangat kecil. Para petani berusaha untuk mengatasi masalah itu dengan melakukan pompanisasi dari kali Bendungan dan dimasukkan ke dalam saluran.
Jadi, sekarang ada beberapa tempat yang masih di aliri air dan ada beberapa tempat juga yang tidak mendapatkan air, sehingga banyak petani yang tidak berani melakukan penanaman.
Baca juga: Terang Benderang hingga ke Batas Negeri
Tak hanya itu, Kristianus Amstrong, Kepala bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, mengatakan, pintu air Bendungan Nebe terpasa dijebol petani untuk mendapatkan air irigasi.
"Seperti Kecamatan Talibura di mana pintu air Bendungan Nebe dijebol oleh masyarakat, maka harus diganti pintu airnya dan sudah diganti dua minggu lalu sehingga, jebolnya pintu air Bendungan Nebe sangat berpengaruh tidak bisa dialiri ke saluran," ujar Kristianus.
Ia mengatakan, penurunan produksi juga terjadi di Kecamatan Magepanda. Pada Oktober tahun kemarin, seharusnya 200-an hektare lebih ditanami, tetapi karena debit airnya berkurang maka luas tanam yang dilaporkan sampai dengan bulan kemarin tidak tercapai dan benar-benar ada beberapa petani yang tidak melakukan penanaman.
"Ada juga beberapa petani yang berani melakukan penanaman karena berada dekat bendungan, tetapi untuk memastikan puso kita harus menunggu laporan dari PUPT petugas lapangan," ungkapnya.
Kalau untuk wilayah Kecamatan Paga itu berada di Desa Masabewa, petani tidak berani melakukan penanaman dan pengelolahan tanam karena dilihat dari debit air berkurang dan hanya bagian yang dekat dengan bendungan yang masih melakukan penanaman.
"Kalau bagian bawah yang tidak bisa dialiri air, para petani tidak berani melakukan penanaman, sehingga kalau kita lihat yang sudah tanam itu dalam artian gagal panen, jadi untuk sekarang laporan gagal panen belum ada. Belum ada laporan dari petani ke petugas dan petugas belum melaporkan gagal panen ke dinas terkait," sebutnya.
Entah sampai kapan, jeritan para petani ini dapat berakhir, karena Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika setempat memperkirakan musim kemarau masih panjang. (OL-1)
Benda itu meliputi 40 kilogram artefak hasil ekskavasi yang terbagi menjadi 15 kategori, termasuk perhiasan, alat bantu, keramik, gerabah, serta sisa kerangka dari 3 individu leluhur
Warga yang direlokasi berasal 2.209 keluarga. Mereka akan menempati lahan seluas 130 hektare.
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Indonesia Eximbank (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI) meluncurkan program Desa Devisa Tenun NTT untuk memberdayakan para penenun tradisional di wilayah NTT.
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan proyek ini akan berlalan selama enam tahun dengan menargetkan sekitar 45.000 rumah tangga petani.
CUACA buruk yang melanda perairan Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam sebulan terakhir bikin tangkapan nelayan menurun drastis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved