Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Kecewa dan Kaget Zaenab telah Dipancung

MI/MOHAMMAD GAZI
16/4/2015 00:00
Kecewa dan Kaget Zaenab telah Dipancung
(AFP/JUNI KRISWANTO)
KELUARGA Duhri Rupa tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa dan sedih saat mengetahui anggota keluarga mereka, Siti Zaenab, 47, tenaga kerja wanita, telah menjalani hukuman pancung di Arab Saudi. Mereka kecewa karena pemerintah Arab Saudi tidak pernah memberi tahu pihak keluarga kapan pelaksanaan hukuman mati untuk Siti Zaenab.

"Terus terang kami seperti orang bodoh karena kaget. Ini bukan urusan kecil karena menyangkut meninggalnya salah satu anggota keluarga," kata Iwan Darmawan, keponakan Siti Zaenab, dengan suara emosi di depan para wartawan yang menemuinya di Bangkalan, Jawa Timur, kemarin.

Semestinya, kata dia, keluarga diberi tahu pelaksanaan eksekusi beberapa hari sebelumnya sehingga bisa melakukan persiapan, termasuk menyiapkan mental agar tidak kaget. "Seandainya ada pemberitahuan, kami akan berusaha berangkat ke Arab Saudi untuk memberi pelayanan terhadap jenazah bibi kami," ujarnya dengan suara kesal bercampur marah karena emosi mengetahui bibinya telah dipancung.

Terakhir kali ia berkomunikasi dengan Zaenab pada Kamis (9/4). Pada saat itu keluarga Zaenab belum mendapat kepastian jadwal pelaksanaan eksekusi.

Dalam komunikasi itu terkesan masih ada harapan. "Saat itu Bibi Zaenab masih meminta keluarga mendoakannya agar bisa bebas dari hukuman," ungkapnya.

Keluarga telah berupaya membebaskan warga Desa Martajasah itu dari hukuman pancung. Beberapa waktu lalu pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri telah memfasilitasi keluarga Zaenab ke Arab Saudi untuk menemui mantan majikannya guna meminta maaf, tapi gagal.

Namun, akhirnya Zaenab dieksekusi hukuman pancung. Syaifuddin, anak sulung Zaenab, pasrah dengan peristiwa yang dialami ibunya. Ia menganggap kejadian yang menimpa keluarganya adalah sebuah musibah. Dia bersama keluarganya hanya berharap ibunya bisa dipulangkan ke Tanah Air dalam kondisi apa pun. "Pulangkan jenazahnya ke Madura agar bisa kami makamkan di sini. Dalam kondisi seperti apa pun kami siap menerima," ujarnya.

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid yang berkunjung ke rumah duka, kemarin, mengatakan pihaknya masih berupaya memulangkan jenazah Zaenab ke Madura.

"Tapi kami tidak menjamin hal itu bisa dilakukan. Kami khawatir jenazah sudah dimakamkan di sana. Saat ini kami masih menunggu informasi lengkap dari Kedubes RI di Jeddah," jelas Nusron.

Siti Zaenab dijatuhi hukuman mati pada 1999 dan ditahan di penjara umum Madinah.

Ia terbukti membunuh Nourah binti Abdullah Duhem Al Maruba, istri majikannya. Keluarga korban menolak mengampuni sehingga Zaenab harus dipancung. (N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya