Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
DI tengah musibah kabut asap pekat dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sepekan terakhir, Gubernur Riau Syamsuar malah memilih mengikuti kegiatan di luar negeri, Thailand. Sebelum bertolak ke Thailand, Gubernur Riau dijadwalkan menjemput penghargaan dari Kementerian Hukum dan HAM di Jakarta.
Di Thailand, Syamsuar menjadi anggota delegasi dalam rangkaian pertemuan tingkat menteri (PTM) Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle (IMT-GT) di Krabi,pada 10-13 September 2019. Padahal, dalam undangan resmi dari Kemenko Perekonomian utusan Riau yang diminta hanya setingkat Sekda, Kepala Biro Humas dan Kerjasama, serta Rektor Universitas Riau. Keputusan Syamsuar berangkat ke Thailand mengakibatkan dirinya absen dalam beberapa agenda resmi protokoler.
Syamsuar selaku Komandan Satgas Siaga Darurat Karhutla Riau absen dalam memimpin rapat koordinasi. Ia kembali absen dalam shalat Istisqa meminta hujan yang digelar di halaman kantor Gubernur Riau pada Rabu (11/9) pagi.
"Ya, beliau mengikuti agenda di Thailand," ungkap Wakil Gubernur Riau Edy Afrizal Natar Nasution usai mengikuti Shalat Istisqa meminta hujan bersama ratusan ASN Pemprov Riau di halaman Kantor Gubernur Riau, Rabu (11/9).
Kepergian Syamsuar ke luar negeri sangat disesalkan oleh masyarakat Riau. Pasalnya, sebagai gubernur yang baru tujuh bulan lalu dilantik, Syamsuar seharusnya berbuat lebih banyak lagi dalam menangani musibah kabut asap karhutla Riau yang sedang menyiksa rakyat saat ini.
"Saya tak habis pikir kenapa bisa seorang pemimpin di Riau ini tega meninggalkan rakyatnya yang sedang dilanda musibah. Seluruh sekolah telah diliburkan, aktivitas orang banyak terhenti. Seharusnya Syamsuar bersama-sama rakyat di sini," ungkap Harry, warga Pekanbaru.
baca juga: Musim Kemarau di Jawa Tengah Diprediksi Lebih Panjang
Sementara itu, berdasarkan pantauan satelit yang diliris Badan Meteorologi Asean di asmc.asean.org, kondisi kabut asap karhutla di Sumatra diketahui telah melampaui lintas batas negara. Kabut asap dari Sumatra terdeteksi telah menyelimuti wilayah negeri jiran, Malaysia dan Singapura.(OL-3)
KEMARAU panjang semakin berlanjut menyelimuti kawasan Provinsi Aceh.
Masyarakat NTT diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi angin kencang yang bersifat kering. Angin kencang ini berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
"Jadi saat wilayah yang mudah terbakar meluas, kami mohon bantuan, dukungan yang berada di Provinsi Riau benar-benar menjaga jangan sampai lahan itu terbakar,"
MUSIM kemarau menyebabkan krisis air bersih di sejumlah wilayah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Krisis air bersih terjadi di Desa Lebaksiu Kidul, Kecamatan Lebaksiu, yang terdampak
TIGA daerah di Jawa Timur dalam status siaga darurat kekeringan akibat kemarau yang mulai melanda.
Di beberapa titik seperti Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, kondisi kering telah berlangsung lebih dari lima bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved