Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Pemalang Menanti Air Gunung

Akhmad Safuan
12/8/2019 22:00
Pemalang Menanti Air Gunung
Sejumlah warga menunggu giliran droping air bersih, yang bersamaan dengan erupsi gunung slamet,(ANTARAFOTO/Idhad Zakaria)

SALAH satu kerja nyata pemerintah mengatasi kekeringan akan terwujud di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Guna menanggulangi dampak kemarau panjang di 15 desa pada 3 kecamatan, yakni Kecamatan Pulosari, Belik, dan Watu-kumpul, pemerintah telah membangun jaringan air sepanjang 23 kilometer. 

“Jaringan mengalirkan air dari Pulosari, di puncak Gunung Slamet sepanjang 23 kilometer. Total dana yang dikucurkan pemerintah pusat diperkirakan mencapai Rp50 miliar-Rp70 miliar,” papar Bupati Pemalang, Junaedi, Senin (12/8).

Jaringan air bersih ini bakal memenuhi kebutuhan 15.630 warga di 15 desa. Proyek itu ditargetkan akan selesai pada 2020. 

Proyek air bersih ini, lanjut Junaedi, merupakan upaya mengatasi kekeringan jangka panjang. Adapun untuk jangka pendek, ia tetap mengandalkan distribusi air bersih untuk daerah-daerah yang meng-alami krisis air bersih. 

Di Belitung, krisis air bersih belum dialami warga karena mereka masih bisa mengandalkan embung-embung yang menyimpan cadangan air. Namun, Wakil Bupati Isyak Meirobie memastikan daerahnya akan segera membangun sumur bor di sejumlah lokasi. 

“Itu upaya kita mengatasi kemarau panjang. Untuk penempatannya, kami memilih mengebor di lahan-lahan tempat peribadatan, tempat warga berkumpul,” tandasnya. 

Posko di Klaten
Kekeringan yang masih akan panjang, juga membuat BPBD Klaten, Jawa Tengah, meng-aktifkan pusat pengendali operasi sebagai Pos Komando Tanggap Darurat Kekeringan. “Kami juga ­menyiagakan potensi sumber daya dan memperbaiki infrastruktur yang rentan terkena bencana,” ­papar Kabd Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Yuwana Haris. 

Daerah ini sudah menetapkan status Siaga Darurat Bencana Kekeringan yang berlaku sejak 1 Mei hingga 31 Oktober.  

Di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, status Darurat Siaga Bencana Kekeringan ditetapkan karena kekeringan sudah terjadi di 36 kelurahan pada 8 kecamatan. 

“Kami sudah minta PDAM terus memasok air bersih ke daerah terdampak,” aku Kepala BPBD Ivan Diksan. 

Di Sukabumi, kekeringan sudah berdampak di 35 desa pada 17 kecamatan. Total warga yang membutuhkan pasokan air bersih mencapai 7.774 kepala keluarga atau 22.388 jiwa.

“Selain air bersih, Pemkab Sukabumi juga menyalurkan berbagai bantuan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ungkap Koordinator Pusat Pengendali dan Operasi BPBD, Daeng Sutisna. 

Demi membantu warga, BPBD Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, juga sudah me-ngucurkan bantuan air bersih sebanyak 4 juta liter untuk 53 desa di 14 kecamatan. Mereka juga mendapat bantuan dari Baznas dan PMI. 
“Saat ini, ada 2.408 keluarga atau 9 ribu jiwa lebih yang membutuhkan pasokan air bersih,” tutur Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Muhsoni. (RF/JS/AD/BB/LD/SL/JL/N-2) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya