Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
JIKA kehidupan kebangsaan di daerah lain di Indonesia lambat laun mulai memudar karena dipengaruhi paham lain, tidak demikian di Lembata, NTT. Menjelang hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus mendatang, kampung nelayan tradisional itu mulai berhias bendera merah putih.
Sebuah kampung Nelayan yang sangat sederhana di wilayah pesisir Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, NTT itu tampil tidak seperti biasanya. Jika sehari-hari warga setempat sibuk dengan aktivitas menangkap dan menjual ikan, hari ini, berbeda dari biasanya. Warga sibuk menanam tiang bendera kemudian mengikatkan bendera di tiang itu.
Baca juga: Dinilai Lambat, MAKI Ajukan Praperadilan pada Kapolres Surakarta
Walau jauh dari ukuran yang ditetapkan aturan, namun warga berprinsip, bendera merah putih harus berkibar, sekedar meramaikan suasana hari kemerdekaan RI.
Kepala Dusun 1, Desa Waijarang, Jusuf Madinnah, mengatakan pihaknya berinisiatif membuat tiang dan menaikan bendera sejak 1 Agustus.
"Kami ingin agar kampung kecil ini jangan dipengaruhi paham asing yang mengaburkan nilai dan makna hidup berbangsa dan bernegara. Apalagi kami tinggal di pinggir pantai. Orang mudah melihat ke arah kampung ini dan kami dengan bangga menyatakan diri bahwa kami bagian dari Negara Indonesia," ujar Madinnah kepada Media Indonesia, Sabtu (10/8).
Menurut Madinnah, 20, rumah yang ada di dusun ini diwajibkan untuk memasang bendera merah putih. Tidak sekedar memasang bendera Merah Putih, Dusun kecil ini ingin menyatakan kepada dunia bahwa paham kebangsaan tidak bias ditawar-tawar, apalagi dirusaki paham lain. (OL-6).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved