Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
KEMARAU berkepanjangan dengan curah hujan yang sangat sedikit di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur, meresahkan sejumlah petani di daerah ini. Seperti yang dirasakan para petani jagung di Desa Sinar Hading Gala, Kecamatan Lewolema.
Pasalnya, sejumlah embung dan irigasi mulai mengering akibat turunnya debit air, sehingga berdampak pada hasil produksi jagung di desa mereka. Para petani pun harap-harap cemas dengan hasil panen jagung mereka.
Baca juga: Daerah Terus Kembangkan Pariwisata
"Sudah lebih dari dua bulan ini, embung kami mulai mengering. Ini akibat turunnya debit air di musim kemarau ini. Biasanya kalau turun hujan baru embung kami mulai penuh lagi, tetapi kali ini kemarau panjang sekali, air di embung mulai mengering. Sehingga saat ini sangat sulit mengairi lahan jagung kami. Kami masih berharap semoga hujan cepat turun agar bisa memenuhi embung kami lagi untuk mengairi lahan kami," pungkas Kahju salah seorang petani yang sudah 13 tahun bercocok tanam jagung, Jumat (9/8).
Lebih lanjut, Kahju pun mengakui akibat kondisi embung yang mengering ini. Ia bersama sejumlah warga pun mulai membuat air endapan dengan swadaya masyarakat sendiri.
"Kami tidak mungkin berharap lagi dari embung saat ini, sehingga saya bersama sejumlah petani di sini membuat air endapan yang diambil dari air kali yang cukup jauh dari sini. Dari air sungal tersebut, kami salurkan melalui pipa-pipa bekas yang ada, agar bisa mengalirkan air ke lahan kami. Itupun dalam jumlah yang sangat terbatas karena kemarau ini debit air pun sangat sedikit,"ujar Kahju.
Produksi jagung menurun saat ini lantaran ada sebagian lahan jagung yang mulai mengering. Tahun ini memang lebih terasa musim keringnya, karena kemarau saat ini lebih panjang dari biasanya, sehingga curah hujan pun sangat sedikit.
Keresahan ini juga dirasakan para petani sayur di daerah ini, karena keterbatasan air sehingga para petani sayur harus ekstra hemat menggunakan air untuk pengairan karena terbatasnya debit air saat ini.
Baca juga: Tersangka Kasus Kekerasan MOS Bertambah
"Selama ini kami menggunakan pipa dan slang untuk mengairi lahan kami. Kami lebih hemat menggunakan air saat ini, karena saluran irigasi kami mulai kering. Embung pun tidak dapat lagi megairi lahan sayur kami, sehingga kami saat ini resah dengan hasil panen sayur kami yang bisa dipastikan menurun hasilnya," pungkas Hendrikus.
Terpisah, Kepala dinas pertanian Kabupaten Flores Timur, Anton Wukak Sogen, saat dikonfirmasi mengakui banyaknya embung yang saat ini mulai mengering akibat turunnya debit air saat kemarau ini. Sehingga, dinas pertanian saat ini terus berusaha bagaimana mengoptimalkan lahan yang ada agar selalu dapat dimanfaatkan dengan tanaman palawija dan sayuran yang lebih menghemat air. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved