Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Isran Noor Tak Masalah Ibukota di Luar Kaltim

Surya Sriyanti
01/8/2019 13:32
Isran Noor Tak Masalah Ibukota di Luar Kaltim
Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor( MI/Rommy Pujianto )

GUBERNUR Kalimantan Timur (Kaltim), Isran Noor menegaskan pihaknya tidak mempermasalahkan jika Presiden Joko Widodo lebih memilih provinsi lain di luar Kaltim untuk menjadi ibu kota baru. Hal itu dikatakan Isran Noor yang menjadi pembicara Focus Group Disccussion (FGD) Prospek Pengembangan dan Peningkatan Pemanfaatan Gas Bumi di Kalimantan melalui Pembangunan Pipa Transmisi Gas Bumi Trans Kalimantan di Hotel Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, Kamis (1/8).

"Saya tak masalah mau di Kaltim, di Kalteng, di Kalsel atau Kaltara. Bagi saya yang penting tetap di Kalimantan," ujarnya.

Menurut mantan Bupati Kutai Timur itu, yang dilakukan Presiden Jokowi untuk memindahkan ibukota ke Kalimantan adalah suatu pilihan yang tepat karena memang posisinya di tengah tengah Indonesia.  Ia kemudian membandingkan, bila menggunakan pesawat dari Jakarta ke Papua itu lama perjalannya memakan waktu hampir 7 jam. Namun bila dari Kalimantan hanya 3,5 jam demikian halnya bila dari Kalimantan ke Aceh  juga sekitar 3,5 jam.

Selain itu  saat ini pembanguan infrastruktur  di Jawa lebih besar bila dibandingkan luar Jawa sepeti Kalimantan, Maluku dan Papua.

Pembangunan infrastruktur di Jawa baik dari dana APBN atau loan  porsinya mencapai sekitar 59%. Sementara di luar Jawa masih  di bawah itu.

"Jadi saya pikir apa yang dilakukan Pak Jokowi itu (memindahkan ibukota)  ada sesuatu yang ingin dibuat sebagai sebuah big legacy ( warisan besar) kebangsaan yang ditinggalkan dan akan dikenang rakyat Indonesia," ujarnya.

baca juga: Kabut Asap Karhutla Mengarah ke Malaysia

Menyinggung masalah pembangunan pipa transmisi gas bumi trans Kalimantan dikatakan Isran Noor,  pembangunan ini  sebenarnya merupakan  kebutuhan dasar di Kalimantan. Sebab selama ini gas baru  bermanfaat untuk pengumpulan devisa tapi belum banyak untuk masyarakat.

"Gas ini untuk rumah tangga jauh lebih lebih irit dari lainnya. Memang investasinya besar sekitar Rp30 triliun untuk Kalimantan, tapi skema pembayaran bisa pemerintah atau swasta," jelasnya. (OL-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya