Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
SEBANYAK empat dari 10 pekerja tambang pasir timah di Kolong Kapling Timah 1.5 Dusun Meranteh, Desa Selingsing, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur (Beltim) tertimbun lonsoran tanah. Sabtu (27/7).
Dua korban berhasil ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa sedangkan dua korban lagi dalam pencarian, Minggu (28/7).
Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Babel Mikron Antariksa mengatakan dua korban yang ditemukan tewas adalah Darmadi, 39, dan Abdul Rahman, 46. Keduanya adalah warga Jalan Dewi Sartika, Dusun Jaya, Desa Lenggang. Kecamatan Gantung, Beltim.
Sedangkan korban yang belum ditemukan adalah Santo dan Sugino. Mereka adalah warga Dusun Meranteh, Desa Selingsing, Kecamatan Gantung.
"Tim gabungan terdiiri dari Basarnas, TRC BPBD, Tagana, TNI,Polsek Gantung, Pramuka Peduli, masyarakat, dan rekan kerja korban masih melakukan pencarian 2 korban yang belum di temukan," kata Mikron, Minggu (28/7).
Baca juga: Tangkuban Parahu Ditutup Selama 3 Hari
Mikron menceritakan kronologisnya, Sabtu (27/7) sore, sebanyak 10 pekerja tambang termasuk operator alat berat sedang beraktivitas di lokasi tambang Kolong 1.5 dusun Meranteh desa Selingsing Kecamatan Gantung Belitung Timur (Beltim).
Tanpa diduga, tanah galian longsor. Sebanyak enam pekerja yakni Dody, Amri, Panji, Eri, Rikki, dan Khairul berhasil selamat. Sedangkan empat korban lainya yang ada di bawah tertimbun longsoran tanah.
"Untuk mencari 2 korban yang belum ditemukan, kita mengerahkan alat berat guna menggali longsoran tanah.kita harap dua korban lagi segera ditemukan," ujarnya. (OL-2)
Sedimen dari aktivitas tambang bisa menutup terumbu karang dan padang lamun, yang merupakan habitat penting bagi ikan kerapu untuk memijah dan berlindung.
Ikan napoleon atau Napoleon Wrasse (Cheilinus undulatus) merupakan salah satu spesies ikan karang yang sangat penting untuk dilindungi.
KOMISI XII DPR RI menyoroti secara serius dampak krisis ekologi akibat aktivitas pertambangan batu bara di Provinsi Jambi, terutama kelalaian reklamasi pascatambang oleh perusahaan
Joko menyoroti fenomena pengusaha tambang yang tamak. Menurutnya, banyak pelanggaran muncul bukan disebabkan kelemahan regulasi, melainkan kerakusan oknum pelaku usaha.
Bila keseimbangan ekosistem terganggu, rantai makanan yang menopang kehidupan spesies-spesies ini akan runtuh.
Pertambangan terbuka (open-pit mining) di pulau kecil sangat berisiko, mengingat daya dukung lingkungannya yang rentan terhadap gangguan ekologis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved