Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
MASYARAKAT di sekitar area izin Hutan Tanaman Industri PT Wanamukti Wisesa (WW) dan PT Lestari Asri Jaya (LAJ) akan mendapat pembinaan melalui program kemitraan kehutanan dengan perusahaan tersebut. Kedua perusahaan itu merupakan pemegang izin Hutan Tanaman Industri (HTI) di Kabupaten Tebo, Jambi yang mengembangkan tanaman karet alam ramah lingkungan.
Program pemberdayaan masyarakat tersebut di antaranya berupa pembinaan kepada petani, yang juga merupakan wujud dari program Perhutanan Sosial yang sedang dikembangkan pemerintah di wilayah hutan produksi yang telah dibebani izin HTI. Naskah Kesepakatan Kerjasama (NKK) ini ditandatangani antara PT WW dan KTH Karang Jaya, Desa Sungai Karang yang juga didukung oleh PT LAJ, di Kantor Desa Sungai Karang, Kecamatan VII Koto Ilir Kabupaten Tebo, Senin (22/7).
Penandatangan ini disaksikan Istanto, Direktur Usaha Hutan Produksi (UHP) Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Camat VII Koto Ilir dan Kepala KPHP Tebo Barat, Kepala Desa Sungai Karang dan masyarakat. Kerjasama ini melibatkan 18 orang petani karet dengan total luasan kurang lebih 40 hektar.
Saat penandatanganan NKK ini, Istanto mengatakan kemitraan dengan masyarakat harus dilakukan agar usaha HTI dapat berjalan lancar.
"Kemitraan perusahaan HTI dan masyarakat dilakukan mendukung industri karet nasional, mempertahankan kelestarian hutan produksi dan memberikan akses kelola masyarakat terhadap hutan. Sehingga memberikan lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar," kata Istanto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/7)
Sementara itu, Direktur PT WW Meizani Irmadhiany mengatakan, melalui program pembinaan dalam bentuk kemitraan kehutanan ini pihaknya akan mendukung petani karet dalam pengembangan kemampuan teknis budidaya karet dan akses pasar.
baca juga: Cegah Unggas Sakit dengan Biosekuriti 3 Zona
Pelaksanaan program kerjasama diawali dari pertemuan yang difasilitasi oleh Tim Resolusi Konflik PT Lestari Asri Jaya dan PT Wanamukti yang diwakili oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, KPHP Tebo Barat dan Camat VII Koto Ilir antara PT Wanamukti dan para petani di akhir Desember 2018. Setelah pertemuan tersebut kemudian dilakukan identifikasi dan pemetaan partisipatif. Para petani kemudian secara proaktif masyarakat membentuk Kelompok Tani Hutan Karang Jaya yang kemudian disahkan Kepala Desa Sungai Karang.
Dekan Fakultas Kehutanan Instiper Yogyakarta, Rawana menilai, program Perhutanan Sosial bisa berkontribusi positif bagi ekonomi masyarakat, tapi masih punya banyak PR.
Program Perhutanan Sosial di Kabupaten Solok Selatan telah melahirkan 33 unit Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang bergerak di berbagai sektor.
Menhut Raja Antoni menegaskan bahwa Perhutanan Sosial kembali ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) oleh Presiden Prabowo Subianto.
Menhut Raja Juli Antoni bersama Pimpinan Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto melakukan pelepasan ekspor perdana Kopi dari KUPS.
Diketahui sekitar 8,3 juta Ha hutan dikelola masyarakat. Namun 91% KUPS masih belum produktif secara ekonomi.
JURU Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Refki Saputra mengatakan untuk mengoptimalkan program perhutanan sosial diperlukan kolaborasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved