Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
BUPATI Karawang, Jawa Barat, Cellica Nurrachadiana mengakui kurikulum pendidikan di sekolah menengah kejuruan (SMK) Karawang belum menyesuaikan dengan kebutuhan peluang kerja.
"Kita akui masih banyak yang belum," katanya kepada wartawan dalam acara Inisiatif Kepemimpinan Pendidikan untuk Raih Prestasi (Inspirasi) di Hotel Resinda, Kamis (18/7).
Cellica memerintahkan Dinas Pendidikan untuk berkomunikasi dengan pemerintah pusat untuk menemukan formula kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan peluang kerja.
"Saya sudah perintah kepala dinas untuk komunikasi Kementerian Pendidikan. Saya ingin kebutuhan perusahaan dengan keluaran dengab SMK ini sesuai. Bagaimana kurikulum ini harus disesuaikan dengan kebutuhan," katanya.
Penyesuaian kurikulum SMK dengan kebutuhan peluang kerja itu bisa dilakukan. "Misalnya kelas 1, mereka mendapatkan teori. Kelas 2 mereka sudah mendapatkan pendidikan praktik 50% dan teori 50%. Lalu untuk kelas 3 mereka mendapatkan praktek 100% langsung di perusahaan," harap Cellica.
Baca juga: Banyak Ciptakan Pengangguran, Emil Wacanakan Bubarkan SMK
Tetapi, menurut dia, pelajar lulusan SMK menjadi penyumbang terbesar tenaga kerja perusahaan-perusahaan di Karawang.
"Mungkin maksud dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) bukan SMK di wilayah industri. Kalau di Karawang justru SMK ini sebagai penyumbang tenaga kerja untuk perusahaan-perusahaan," kata Cellica.
Cellica menyebutkan SMK-SMK sangat dibutuhkan untuk kebutuhan angkatan siap kerja. "Lulusan SMK ini sangat dibutuhkan untuk perusahaan. Karena mereka sudah sangat siap untuk bekerja," katanya. (X-15)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved