Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
PIMPINAN RSUP Haji Adam Malik Medan, Sumatra Utara, dalam waktu dekat akan mengoperasi pemisahan terhadap bayi kembar siam dempet perut bernama Adam dan Malik. Kasubag Humas RSUP Haji Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak mengatakan, untuk operasi pemisahan tubuh bayi sudah dibentuk tim medis. Tim yang dibentuk melibatkan banyak bagian, mulai dari dokter anak, dokter bedah anak, radiologi, jantung dan lain sebagainya.
"Sebenarnya tim sudah beberapa kali rapat untuk menangani kembar siam dempet perut ini. Akan tetapi belum ditentukan waktunya. Saat ini masih persiapan memenuhi sarana dan prasarana," ujar Rosa menjawab wartawan di kantornya, Rabu (3/7).
Menurut Rosa, saat ini kondisi Adam dan Malik dalam keadaan sehat, tetapi harus ada analisis risiko. Hal ini untuk mengantisipasi banyak kemungkinan. Namun begitu, tim dokter optimistis dengan operasi yang akan dilakukan. Bayi kembar siam dempet di perut ini merupakan anak pasangan Nurida Boru Sihombing, 26 dan Juliadi Silitongan, 29 asal Desa Manalu Purba, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Bayi kembar siam ini diberi nama oleh pihak rumah sakit yakni Adam dan Malik. Bayi kembar Adam dan Malik ini, sejauh ini dilaporkan kondisi kesehatannya normal. Kini, kondisi Adam dan Malik yang sudah 7 bulan dirawat tersebut sangat baik dan sehat dengan panjang badan 65 cm serta berat 17 kg.
Sebelumnya, pihak RSU Haji Adam Malik pada tahun 2017 sudah berhasil memisahkan bayi kembar siam dempet Sahira dan Fahira yang mengalami kelainan pada jantung.
"Sampai sekarang kondisinya (Sahira dan Fahira) sehat pasca operasi. Kini, usianya sudah dua tahun. Untuk bayi Adam dan bayi Malik semoga tidak sulit dioperasi karena kondisinya sehat," harapnya.
Sedangkan biaya perawatan Adam dan Malik, lanjut Rosa, ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Namun, untuk kebutuhan sehari-hari, orangtua Adam dan Malik mengalami kesulitan ekonomi. Termasuk kebutuhan popok, tisu bayi, minyak dan lainnya.
"Selama ini ibu dan bapaknya sudah mengaku kurang mampu secara ekomoni, sehingga perawat dan dokter patungan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari Adam dan Malik," ucapnya.
Pemkab Tapanuli Utara melalui Dinas Sosial, sudah bersedia memberikan kebutuhan sehari-hari untuk si kembar dempet itu.
"Beberapa hari lalu Pemkab Taput dari Dinas Sosial sudah memberikan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya.
baca juga: Hina Presiden Di Facebook, Pemuda Di Bangka Ditangkap
Juliadi Silitonga, ayah bayi Adam dan bayi Malik sudah 7 bulan menunggui bayi kembarnya di rumah sakit. Buruh getah karet ini hanya bisa pasrah dengan keadaan karena kesulitan ekonomi yang dialaminya.
"Ini anak kami ketiga dan keempat, saya tidak menyangka dengan keadaan Adam dan Malik," ucapnya. (OL-3)
Pentingnya penguatan data kesehatan, khususnya penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan dan unggas) serta pemantauan malnutrisi, agar kasus serupa dapat dicegah sejak dini.
Medical Check Up menjadi layanan yang paling diminati di luar negeri, menandakan potensi besar industri kesehatan domestik yang harus dioptimalkan.
Kasus Raya, anak di Sukabumi, Jawa Barat, yang meninggal karena tubuhnya dipenuhi cacing menunjukkan standar kebersihan di masyarakat Indonesia masih tergolong rendah.
Kesehatan adalah soal ideologi, bukan sekadar urusan teknis atau statistik. Kita harus bersama bergandengan tangan membangun sistema kesehatan dengan fondasi nilai keadilan.
Berjalan cepat minimal 15 menit setiap hari dapat menurunkan risiko kematian dini hingga 20%, mengurangi risiko penyakit serius.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa perokok mentol cenderung lebih sulit berhenti karena sensasi dingin yang dihasilkan membuat rokok terasa lebih ringan.
Mitos seputar pemberian MPASI itu mulai dari pemberian madu untuk anak yang baru lahir, hingga larangan pemberian MPASI bertekstur hingga anak tumbuh gigi.
Studi terbaru ungkap lebih dari 17 juta bayi lahir dari fertilisasi in vitro (IVF) sejak 1978.
Susu formula harus diberikan kepada bayi yang mengalami kelainan metabolisme bawaan atau kelainan genetik yang menyebabkan dirinya tidak bisa mencerna ASI.
Penyakit Respiratory Syncytial Virus (RSV) kini menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Walau sering dianggap sebagai flu biasa, RSV menyimpan potensi bahaya serius.
Lonjakan kasus Respiratory Syncytial Virus (RSV) memicu kekhawatiran di kalangan medis, khususnya karena virus ini menyerang kelompok paling rentan: bayi dan lansia.
Bingung puting bisa berpotensi menyebabkan masalah termasuk salah satunya menurunkan produksi ASI yang padahal masih dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved