Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

BKSDA Aceh Evakuasi Anak Gajah Terluka

Amiruddin Abdullah Reubee
19/6/2019 14:06
BKSDA Aceh Evakuasi Anak Gajah Terluka
Ilustrasi(Antara )

TIM Personel gabungan gabungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dan Forum Konservasi Leuser mengevakuasi seekor anak gajah berusia sekitar 1 tahun dari kawasan hutan Desa Batu Sumbang, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (19/6). Anak gajah itu dalam keadaan terluka parah di bagian kaki kiri depan dan mengeluarkan bau tidak sedap.

Sebelumnya bayi gajah liar itu ditemukan warga dalam kondisi terkena perangkap kawat logam dan tidak sanggup melepaskan diri. Berdasarkan informasi warga, pihak BKSDA langsung menelusuri hutan pedalam kawasan Dimpang Jernih guna mastikan dan mendapati supaya dilakukan penanganan medis.

Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan kaki kiri depan dalam kondisi luka dan tidak berdaya lagi. Saat ditemukan bayi hewan berbelalai itu dalam kondisi dehindrasi. Hal itu biasanya akibat kekurangan cairan atau sudah lama tidak meminum air. Apalagi diduga sudah sekitar sepekan terakhir terkena jeratan kawat.

Dikatakan Sapto, untuk penanganan medis, bayi binatang bertubuh besar itu dievakuasi ke CRU (Conservation Respon Unit) Serbajadi, Aceh Timur. Setelah sembuh dari perawatan medis oleh tim dokter khusus, baru dikembalikan ke habitat awal untuk bergabung lagi dengan kawanan induknya.

"Selalu memantau kelompok gajah tersebut untuk mudahkan pengembalian ke kawanan mereka" tutur Sapto.

baca juga:

Catatan Media Indonesia, di Aceh, populasi gajah sangat terancam. Pasalnya di kawasan pedalaman setempat sering ditemukan gajah tekena jeratan kawat, kesetrum kabel listrik di lokasi kebun sawit, mati termakan racun dan tewas terkena peluru tajam. Bahkan saat ditemukan tubuh hewan itu sering tidak utuh lagi. Seperti hilangnya dua gading karena dipotong. Aksi terlarang itu dilalukan oleh pemburu liar. Mereka memiliki jaringan kuat mulai saat melakukan perburuan di hutan hingga ketika penjualan di pasar gelap. Namun pelaku kekerasan terhadap satwa dilindungi ini jarang tertangkap. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik