Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

YLKI Minta Pemerintah Tanggap Lonjakan Harga Bahan Pangan

Dwi Apriani
05/5/2019 20:00
YLKI Minta Pemerintah Tanggap Lonjakan Harga Bahan Pangan
Pasar Tradisional(ANTARA)

YAYASAN Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Kabupaten Lahat meminta pemerintah segera mencegah terjadinya lonjakan harga kebutuhan pokok selama Ramadan. Tidak hanya itu, YLKI juga meminta Satgas Pangan menindaklanjutinya pelaku usaha yang nakal, yang mengakibatkan harga bahan pangan tidak stabil.

Ketua YLKI Lahat Sanderson Syafe'i mengatakan hal ini penting karena selama bulan puasa dan juga Hari Raya Idul Fitri, permintaan bahan pangan akan melonjak.

Baca juga: Warga Keluhkan Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok

"Dinas Perdagangan dan Satgas Pangan harus mampu mengendalikan pelaku pasar besar, agar tidak menjadikan momen bulan puasa untuk mengeksploitasi konsumen dengan kenaikan harga yang ugal-ugalan," ujarnya, Minggu (5/5).

Oleh karenanya, sambung dia, kontrol pasar secara ketat termasuk menjaga kelancaran arus distribusi barang berkontribusi signifikan terhadap harga.

Adapun pantau harga yang dilakukan pihaknya di Pasar PTM Lahat yakni Bawang Putih Rp100.000 per kilogram, Bawang Merah Rp50.000,  Cabai Rawit Rp80.000, Daging Rp140.000, dan Telur Rp27.000 per kilogram.

Sanderson mengatakan, jika pemerintah daerah melakukan operasi pasar untuk menurunkan harga, maka sasarannya harus jelas dan terukur. Ukurannya bukan seberapa banyak komoditas yang dilepas ke pasar.

Tetapi, kata Sanderson, seberapa banyak masyarakat rentan yang akan terdampak dari operasi pasar tersebut. "Operasi pasar jangan hanya menjadi proyek saja dan untuk laporan pada pimpinan," kata dia.

Baca juga: Sambut Ramadan, Panties Pizza Luncurkan Menu Spesial

Selain itu, YLKI juga meminta Badan POM dan juga Dinkes untuk meningkatkan pengawasan dan memberikan jaminan bahwa selama bulan puasa komoditas bahan pangan dan jajan buka puasa yang beredar adalah bahan pangan yang aman.

"Misalnya tidak terkontaminasi bahan-bahan berbahaya, dan bukan komoditas yang kadaluwarsa, atau bahkan mendekati kadaluwarsa," tandasnya. (OL-6)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya