Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Kementerian LHK akan Rehabilitasi DAS Bengkulu

Indriyani Astuti
30/4/2019 07:15
Kementerian LHK akan Rehabilitasi DAS Bengkulu
Warga menjemur perabotan rumah tangga yang basah akibat terendam banjir di kawasan Tanjung Agung, Bengkulu, Senin (29/4/2019).(ANTARA FOTO/David Muharmansyah/foc.)

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mengakui adanya kerusakan lingkungan di hulu Sungai Bengkulu yang memperparah banjir di daerah tersebut. Mereka akan mengintensifkan upaya ­rehabilitasi.

Selain akibat hujan deras dalam waktu yang lama, menurut para aktivisi lingkungan, banjir di Bengkulu tak lepas dari rusaknya daerah tangkapan air di hulu Sungai Bengkulu. Kerusakan itu imbas dari beroperasinya delapan tambang batu bara dan satu perkebunan sawit.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo membenarkan fakta tersebut. Menurutnya, daerah tangkapan air di hulu sungai mengalami perubahan fungsi karena pertambangan.

Senada, Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung Kementerian LHK Ida Bagus Putera Parthama mengamini adanya kerusakan di hulu Su­ngai Bengkulu. Berdasarkan peta planologi, 80% daerah tangkapan air kini merupakan lahan pertanian kering campur seluas 37.858 hektare yang memperburuk daya dukung lingkungan.

“Adapun tambang hanya sekitar 2,24% atau 1.053,5 hektare dan merupakan izin pinjam pakai kawasan hutan. Dominan pertanian lahan kering. Jadi, tidak bisa juga bilang rusak karena pertambangan,” kata Putera di Jakarta, kemarin.

Untuk mengembalikan fungsi tangkapan air, Kementerian LHK akan terus melakukan rehabilitasi lahan terutama di daerah aliran sungai di Bengkulu. Direktur Konservasi Tanah dan Air Ditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Kementerian LHK Yuliarto Joko Putranto mengatakan hingga 2019 sudah 8.000 hektare lahan di sepanjang DAS di Bengkulu yang direhabilitasi.

“Kami merehabilitasi kawasan hutan, sementara di luar hutan menjadi kewenang-an pemerintah provinsi. Ini yang memang belum banyak mendapatkan perhatian karena anggaran,” terang Yuliarto.

Dia menambahkan, rehabilitasi DAS di Bengkulu cenderung sedikit karena tidak masuk 15 daftar DAS prioritas. Meski demikian, Kementerian LHK telah membuat bangunan konservasi tanah dan air sebanyak 30 unit pada 2018.

“Walaupun tidak masuk prioritas, Bengkulu belakangan ini mendapat perhatian kami karena sering terjadi banjir dan tanah longsor.”

Yuliarto menambahkan, selain karena lebih dari 80% daerah tangkapan air di Bengkulu menjadi pertanian lahan kering campur, kondisi di wilayah terdampak banjir dan tanah longsor dari segi geomorfologis berupa rawa. Apabila curah hujan tinggi, permukaan air naik.

“Oleh karena itu, kami akan melakukan review tata ruang dengan daerah. Selain itu, nanti akan kami kaji memang ada juga tambang luasnya sekitar 2% dari tutupan lahan. Apakah ini memberi kontribusi terhadap terjadinya banjir, akan dikaji lebih dalam,” tutur Yuliarto.

Korban bertambah
Banjir yang melanda Bengkulu sejak Jumat (26/4) merupakan yang terparah dalam dua dekade terakhir. Korban tewas pun terus bertambah dan hingga kemarin sudah 29 orang kehilangan nyawa. Korban tewas terbanyak di Kabupaten Bengkulu Tengah yakni 22 orang, lalu di Kota Bengkulu 3 orang, Kabupaten Kepahiang 3 ­orang, dan Kabupaten Lebong 1 orang.

Selain korban tewas, ujar Doni Monardo mengutip data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bengkulu, sebanyak 13 ­orang juga masih dinyatakan hilang. Doni kemarin mengunjungi daerah terdampak banjir di Bengkulu.

Pihak-pihak terkait terus berusaha mencari dan menyelamatkan korban, tetapi terhalang oleh putusnya akses ke beberapa desa. “Ada beberapa desa di dua kecamatan yang belum dapat ditembus tim penanggulangan bencana sehingga saat ini masih fokus membuka jalur,” ujar Kepala BPBD Provinsi Bengkulu Rusdi Bakar, kemarin.

Dia mengatakan kunjungan bersama Doni Monardo ke sejumlah desa di Kecamat­an Merigi Sakti dan Pagar Jati dibatalkan karena jalur belum dapat dilalui kendara­an. Menurut Camat Merigi Sakti Ujang Safawi tanah longsor di Desa Lubuk Pendam menutup jalan lintas Provinsi Bengkulu di wilayah itu. (MY/DW/YH/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya