Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MASYARAKAT Kecamat-an Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengapresiasi rencana dilakukannya pemugaran situs megalitikum Gunung Padang, di Desa Karyamukti oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten.
Upaya itu dapat menjawab pertanyaan masyarakat terkait dengan pemeliharaan bangunan situs yang digadang-gadang sebagai yang terbesar di Asia Tenggara.
“Saya kira, tahap pemugaran ini merupakan akhir dari semua rencana. Pemugaran ialah kalimat akhir yang dinanti-nantikan masyarakat. Jadi, dari pemugaran akan diketahui apa sebenarnya yang ada di Gunung Padang,” kata Camat Campaka, Muhammad Fatah Rizal, Senin (15/4).
Menurutnya, selama ini, penafsiran masyarakat tentang Gunung Padang berbeda-beda. Sebagian menafsirkan Gunung Padang seperti Candi Borobudur. Setelah nanti pemugaran dimulai, masyarat bisa melihat sendiri peruntukannya.
Sebelumnya, Balai Pelesta rian Cagar Budaya Banten merencanakan pemugaran situs megalitikum Gunung Padang. Menurut rencana akan dilakukan tahun depan, setelah selesai studi teknis yang dilaksanakan Juli tahun ini.
“Kalau sekarang, dari rekomendasi peneliti atau kajian-ka-jian ilmiah yang menguatkan bahwa itu (Gunung Padang) layak dipugar. Saya kira masyarakat, bahkan warga dunia menginginkan hal itu sampai pemugaran,” jelas Rizal.
Situs megalitikum Gunung Padang menjadi buah bibir karena menjadi bidikan para peneliti arkeologi. Para peneliti sempat melakukan ekskavasi (penggalian). “Ekskavasi itu kan merupakan upaya pemerintah untuk meneliti bangunan (situs megalitikum). Kita apresiasi karena merupakan penelitian awal,” terangnya.
Rizal berharap, tahapan pemugaran situs Gunung Padang bisa dituntaskan secara menyeluruh. Artinya, Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten tidak setengah-setengah melakukan pemugaran sehingga tidak kembali menimbulkan teka-teki di masyarakat.
“Pemugaran ini untuk menja-wab rasa penasaran masyarakat mengenai bangunan yang disebut-sebut peninggalan prasejarah. Apalagi disebutkan, situs Gunung Padang ini memang sudah layak dipugar,” tuturnya.
Sejauh ini, lanjut dia, pemerintah pusat, Pemprov Jabar, maupun Pemkab Cianjur sudah secara total membangun berbagai fasilitas untuk mendukung pengembangan fasilitas akses menuju situs Gunung Padang.
Berbagai upaya itu dilakukan agar nanti, ketika sudah betul-betul diketahui secara pasti bangunan Gunung Padang yang sebenarnya, bisa menjadi destinasi wisata.
“Karena itu, pemugaran ini harus betul-betul tuntas. Jangan sampai dana besar yang sudah dikeluarkan pemerintah membangun akses fasilitas ke Gunung Padang jadi sia-sia,” cetusnya.
Sementara itu, Kepala Unit Pemugaran Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten, Mimi Lumbiantari, mengatakan saat ini Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten sedang mempersiapkan dilakukannya studi teknis sebelum memasuki rencana tahap pemugaran.
Dari hasil studi kelayakan pada Desember 2018, kata Mimi, Gunung Padang layak dipugar. “Sebelum pemugaran, harus ada studi teknis. Studi teknis dengan menghimpun masukan dari masyarakat dan stakeholders.” (BB/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved