Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEJUMLAH penerima manfaat kartu Indonesia sehat (KIS) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berharap program tersebut bisa terus berlanjut.
Pasalnya, program yang diluncurkan di era Joko Widodo-Jusuf Kalla itu sangat membantu dalam proses perawatan dan pengobatan pada berbagai fasilitas kesehatan.
“Alhamdulillah, sejak menerima KIS, saya sudah menggunakannya selama tiga kali. Waktu itu saya gunakan saat berobat ke RSUD Sayang Cianjur,” kata Wowo Subagio, 54, warga Kampung Mitraloka RT 003/18, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan/Kabupaten Cianjur, kemarin.
Wowo menuturkan proses pengurusan menggunakan KIS tidak terlalu ribet. Ketika mengalami muntaber, ia langsung datang ke RSUD Cianjur.
“Waktu itu saya bilang menggunakan KIS sama pegawai di rumah sakit. Lalu saya mengisi identitas diri. Setelah selesai, saya langsung dirawat. Setelah dinyatakan sembuh, tidak ada biaya sepeser pun,” ujar tukang parkir yang biasa mangkal di seputaran Jalan Siliwangi itu.
Kejadian berulang beberapa waktu selanjutnya. Wowo kembali mengalami sakit cukup parah. Kadar gulanya naik sehingga membutuhkan perawatan.
“Saya pakai lagi KIS. Seperti biasa mengisi lagi formulir kemudian dirawat sampai sembuh. Tidak ada biaya apa pun. Kalau dihitung-hitung, saya sudah gunakan KIS ini selama tiga kali, yakni pada 2014, 2017, dan 2018,” terang dia.
Ayah dari dua anak itu mengaku sangat terbantu dengan adanya program KIS dari pemerintah pusat. Ia pun berharap KIS ini bisa kembali digunakan.
“Manfaatnya besar sekali. Apalagi bagi kami, keluarga yang terbilang kurang mampu. Kalau harus bayar waktu itu, berapa duit yang harus dikeluarkan untuk biaya perawatan dan pengobatan di rumah sakit? Waktu itu saya dirawat sampai tiga hari. Setelah dinyatakan sembuh juga masih diberi obat,” ucapnya.
Meskipun demikian, Wowo menyayangkan belum seluruh anggota keluarganya terdata sebagai penerima KIS. Istri dan kedua anak Wowo, hingga kemarin, belum masuk sebagai penerima program tersebut.
Karena itu, Wowo berharap ke depan ada pendataan ulang agar seluruh anggota keluarganya bisa terdaftar sebagai penerima manfaat KIS. “Lumayan manfaatnya, karena gratis. Program ini sangat bagus. Saya setuju program-program yang ini kembali diteruskan,” kata Wowo lagi.
Sebelumnya, DPRD Cianjur, Jawa Barat, pernah mencatat setengah dari jumlah penduduk di wilayah itu masuk kategori miskin. Hal itu dilihat dari penerima KIS yang mencapai 1 juta orang. (BB/Ant/X-6)
Petugas pelayanan pembuatan KS-NIK, Alfi Febriantara, menyebutkan, lonjakan warga yang mengurus pembuatan KS-NIK melonjak sejak sepekan terakhir.
RSUD sebagai pelaksana program harus diaudit. Apalagi, berdasarkan aduan masyarakat yang berobat dengan menggunakan KS tidak diberikan nota kwitansi.
Massa yang mengatasnamakan pejuang kartu sehat (KS-NiK) itu memilih duduk-duduk di jalan. Padahal, akses jalan tersebut dimanfaatkan pengendara untuk bisa menuju ke gerbang tol Bekasi Timur.
Salah seorang orang tua murid Nurhayati mengaku tidak terima hasil seleksi PPDB, sebab sang anak tak diterima di SMA negeri. SMA negeri yang dituju yakni SMA Negeri 7.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan program itu dibuat bukan tanpa alasan.
PEMERINTAH daerah menyambut positif program kartu Indonesia sehat (KIS) yang digulirkan Presiden Joko Widodo sejak awal masa kepemimpinannya bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved