Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Empat Warga Kena DBD, Gang Harapan Cianjur Difogging

Benny Bastiandy
04/3/2019 13:00
Empat Warga Kena DBD, Gang Harapan Cianjur Difogging
(MI/BARY FATHAHILAH)

EMPAT warga Gang Harapan I di RW 012, Jalan Aria Cikondang, Kelurahan Sayang, Kecamatan/Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Dinas Kesehatan setempat bergerak cepat dengan melakukan pengasapan (fogging) di lokasi, Minggu (3/3).

"Iya, ada empat warga di sini (Gang Harapan I) yang kena DBD," kata Ketua RT 02 Sofyan Sauri, Minggu (3/3).

Kasus tersebut langsung dilaporkan ke pihak kelurahan. Dalam waktu cepat, temuan kasus DBD dilaporkan juga ke Dinas Kesehatan.

"Hari ini langsung dilaksanakan fogging," ujarnya.

Sofyan sudah mengimbau warganya untuk selalu menjaga kebersihan. Sebab, fogging sifatnya hanya memberantas nyamuk dewasa.

"Kalau untuk memberantas jentik nyamuk tetap dengan upaya pemberantasan sarang nyamuk," terangnya.

Baca juga: Warga Malas PSN, DBD kembali Merebak

Ia pun akan berkoordinasi dengan ketua RT lainnya untuk mengagendakan kerja bakti membersihkan lingkungan. Giat kerja bakti sebetulnya sudah rutin dilaksanakan warga setempat.

"Hanya sekarang kami lebih intensifkan lagi," tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Tresna Gumilar mengatakan masyarakat diingatkan agar tidak terlalu mengandalkan fogging sebagai upaya memberantas nyamuk Aedes Aegipty penyebab DBD.

Alasannya, jika fogging dilakukan terus menerus, akan berdampak terhadap risiko kesehatan.

"Kalau fogging itu sifatnya hanya sesaat dan hanya membunuh nyamuk dewasa. Selain itu (fogging) juga berisiko. Kalau daya tubuh manusia tidak kuat, itu bisa jadi resisten karena ada residunya," tutur Tresna.

Upaya yang efektif, kata Tresna, sebetulnya bisa dilakukan dengan cara-cara sederhana. Misalnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang satu di antaranya melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

"Yang paling aman itu ya PSN atau 3M Plus," ucapnya.

Tresna menyebutkan mewabahnya DBD saat ini dipicu dua faktor. Pertama karena kondisi cuaca ekstrem. Tingginya intensitas curah hujan memicu banyaknya genangan air sehingga mempercepat proses berkembangbiaknya jentik nyamuk.

"Kalau cuaca itu harus bisa menjadi kawan. Kita tidak bisa menolak kalau yang hubungannya dengan kondisi alam atau cuaca. Terpenting, bagaimana sekarang masyarakat bisa menerapkan PHBS di masing-masing lingkungan tempat tinggal. Kalau masyarakat bisa menerapkannya, Insyaallah tidak akan ada penyebaran DBD," pungkas Tresna. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya