Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Ramai-Ramai Menangkap Gula Jalin Silaturahim

Yose Hendra
07/2/2019 09:30
Ramai-Ramai Menangkap Gula Jalin Silaturahim
TRADISI SERAK GULO: Tradisi keturunan muslim India Serak Gulo (tebar gula), semakin menjadi daya tarik di Kota Padang.(YOSE HENDRA )

RATUSAN orang berkumpul selepas asar di halaman Masjid Muhamadan, di Jalan Batipuh Panjang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatra Barat, Selasa (5/2). Mereka sedang menunggu acara rebutan bungkusan gula pasir yang dibagikan oleh warga muslim keturunan India di Kota Padang, Sumatra Barat. Tradisi yang diberi nama serak gulo atau tebar gula ini sudah dilaksanakan sejak 200 tahun lalu. Acara yang sudah masuk dalam agenda kalender wisata Kota Padang sejak 2018 itu dihadiri Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah. Acara serak gulo juga mencuri perhatian Kedutaan Besar Indonesia di New Delhi. Rombongan dari Kedubes RI untuk India, yang dipimpin langsung oleh duta besar juga hadir dalam acara kebudayaan tersebut. Serak gulo ini sejatinya merupakan ajang silaturahim, membangun semangat kebersamaan di antara komunitas Muhamadan dan seluruh masyarakat Kota Padang. Ibu kota Provinsi Sumatra Barat itu menjadi proses akulturasi dan suku-suku yang ada di Kota Padang. “Proses akulturasinya sangat baik di Kota Padang. Begitu juga dengan masyarakat Tionghoa dan India,” kata Mahyeldi. Acara serak gulo sudah dinanti banyak orang. Pengunjung yang datang juga meningkat. Sekitar 8 ton gula yang dibungkus dengan kain perca berwarna-warni dengan ukuran 100 gram telah disiapkan panitia untuk disebar kepada warga. Prosesi serak gulo diawali dengan pemasangan bendera berbentuk segi tiga berwarna hijau dan putih pada seutas tali sepanjang 20 meter, yang direntangkan di atap Masjid Muhamadan. Setelah itu belasan pemuda dewasa mulai mengangkat berkarung-karung gula ke atas atap. Tahun ini disediakan 8 ton gula. Dalam setiap karung telah tersedia gula pasir yang dibungkus dengan kain perca berwarnawarni dengan berat 100 gram. Seusai berdoa bersama, gula dilemparkan ke
bawah untuk diperebutkan ratusan warga yang telah menunggu dengan kedua tangan direntangkan ke atas, guna menangkap gula yang dilempar dari atas atap masjid. Tua, muda, hingga anak-anak berbaur penuh keceriaan dan kegembiraan menangkap gula. Bahkan, masyarakat yang berkumpul tidak peduli rambut mereka dipenuhi butiran-butiran gula pasir. Ketua Himpunan Keluarga Muhammadan Ali Khan Abu Bakar menjelaskan serak gulo adalah tradisi turun-temurun yang dilaksanakan dalam rangka mengenang salah seorang ulama di India yang bernama Souhul Hamid. “Souhul Hamid merupakan tokoh penyebar agama Islam. Ia suka membagikan gula, serak gulo merupakan simbol manisnya ilmu yang diberikan,” ujar dia. Tradisi serak gulo merupakan salah satu kebudayaan masyarakat India muslim yang dibawa ke Kota Padang dan Singapura. Hanya di dua tempat itu acara serak gulo dilaksanakan. Serak gulo pertama kali dilaksanakan di India, tepatnya di Tamil Nadu Chennai. Menurut dia, menyambung silaturahim dan meningkatkan kepedulian untuk berbagi merupakan filosofi dari kegiatan itu. “Bahkan, tak jarang ada yang bertemu jodoh di sini,” katanya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya