Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
SELAMA Januari hingga awal Februari ini, tercatat sebanyak 37 warga Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terkena Demam Berdarah Dengue (DBD). Angka ini lebih tinggi hampir dua kali lipat dibanding periode yang sama pada 2018 yang hanya 19 orang.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Priyanta Madya Satmaka, Senin (4/2), mengatakan mengantisipasi agar tidak terjadi ledakan jumlah penderita, Dinas Kesehatan meminta para Jumantik (Juru Pemantau Jentik) lebih aktif melakukan pemantauan.
"Diharapkan pula setiap rumah ada yang selalu melakukan pemantauan," katanya.
Ia mengharapkan masyarakat juga terus menerus melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Baca juga: Korban Meninggal Akibat DBD di NTT Bertambah jadi 16 Orang
"Gerakan PSN dan pemantauan jentik merupakan kegiatan yang penting untuk pencegahan nyamuk berkembang biak," ujarnya.
Ia menambahkan, jika jumlah jentiknya sudah melebihi ambang batas, akan dilakukan fogging (pengasapan).
"Fogging tidak bisa dilakukan asal-asalan, harus melalui kajian terlebih dahulu," ujarnya.
Untuk wilayah endemik, Priyanta menyebut ada dua kecamatan dengan penderita paling banyak, yakni Kecamatan Karangmojo, da Wonosari.
Kasus DBD menyerang di segala usia, dari anak-anak hingga orang dewasa. Di sisi lain, juga ada sejumlah wilayah kecamatan yang belum ditemukan adanya orang yang terkena DBD.
"Diharapkan ini dipertahankan," katanya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved