Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan dana nasabah Bank Pekreditan Rakyat (BPR) Badan Kredit Kecamatan (BKK) Pringsurat Temanggung tidak akan hilang.
Ia menjamin, dana nasabah di Bank yang sedang bermasalah tersebut tetap aman dan dapat segera dicairkan.
Hal itu disampaikan Ganjar di hadapan para nasabah BPR BKK Pringsurat Temanggung di kantor Bupati Temanggung, Kamis (31/1).
Kepada para nasabah, Ganjar yang didampingi Bupati Temanggung, Muhammad Al Khadziq serta jajaran pejabat lainnya itu meminta nasabah tetap tenang dan tidak perlu khawatir.
"Tenang, saya jamin 100% dana nasabah tidak akan hilang, semua akan dikembalikan utuh. Mulai Senin (4/2) besok dana nasabah sudah bisa dicairkan dananya secara bertahap. Tapi saya minta sabar dan menunggu giliran sesuai dengan tahapan yang ada," kata Ganjar disambut tepuk tangan para nasabah.
Sebelumnya, BPR BKK Pringsurat Temanggung mengalami permasalahan cukup serius. Diduga ada penyelewengan dalam pengelolaan dana dari masyarakat sehingga membuat Bank mengalami kesulitan keuangan.
Buntutnya, kesemerawutan itu membuat Bank tidak bisa membayar uang simpanan nasabah.
Baca juga: OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Safir Bengkulu
Kasus tersebut juga menjadi permasalahan hukum. Kejaksaan Negeri (Kejari) Temanggung bahkan menahan dua Direktur BPR BKK Pringsurat yakni Suharno dan Riyanto atas sangkaan kasus korupsi.
Atas kejadian itu, negara mengalami kerugian Rp103 miliar.
Atas kejadian itu, para nasabah BPR BKK Pringsurat juga resah terkait uang yang mereka simpan di bank tersebut. Sebab, mereka tidak dapat mencairkan dana itu karena bank sudah tidak memiliki uang.
"Setelah saya cek, ternyata semuanya semerawut, ini praktik buruk
perbankkan dan sudah awur-awuran. Maka saya minta kepada Kejari Temanggung untuk terus mengusut tuntas kasus hukumnya dan menyikat habis pihak-pihak yang terlibat. Ini bikin malu, bikin marah betul masyarakat," tegasnya.
Meski begitu, sebagai pemegang saham, Pemprov Jateng dan Pemkab Temanggung lanjut Ganjar tidak bisa tinggal diam. Dengan berbagai cara, akhirnya telah ditemukan solusi untuk mengatasi masalah itu, dan Ganjar menjamin uang nasabah tidak akan hilang.
"Sudah kami temukan solusi, nasabah tidak perlu khawatir. Namun saya minta semua sabar, ikuti jadwal yang sudah disiapkan. Intinya manut saya saja, tenang saja semua saya jamin aman," terangnya.
Untuk mengembalikan seluruh dan nasabah itu lanjut Ganjar, pihaknya meminta waktu sekitar setahun. Nantinya, pengembalian akan dijadwalkan dengan skala prioritas, mana-mana yang mendesak dikembalikan akan dipercepat dan mana yang bisa diselesaikan dengan mekanisme lain.
"Ada skema yang sudah disiapkan, kami sudah meminta bantuan Bank Jateng
untuk membantu pengembalian dana nasabah ini, sekitar Rp113 miliar. Insya Allah semuanya selesai tahun ini, namun ada beberapa nasabah yang spesifik yang harus diselesaikan dengan mekanisme lain," ucapnya.
Selain menyelesaikan persoalan BPR BKK Pringsurat, Ganjar juga mengatakan kasus tersebut menjadi pembelajaran untuk menata BPR BKK di seluruh Jawa Tengah. Nantinya, Ganjar akan melakukan evaluasi dan menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan penataan.
"Kejadian ini juga harus menjadi pembelajaran kita semua. Kalau ada
pihak-pihak yang menawari tabungan, deposito, investasi dengan bunga
menggiurkan, jangan mudah percaya. Jangan-jangan ini penipuan. Ayo mulai sekarang kita semua hati-hati," pungkasnya.
Salah satu nasabah BPR BKK Pringsurat, Sri Hartatik, 37, mengaku senang
dengan kepastian dari Gubernur Jawa Tengah itu. Sebab selama dua tahun
terakhir, ia bersama nasabah lain selalu resah dan khawatir uang yang
disimpan di BPR BKK Pringsurat tidak akan kembali.
"Alhamdulillah, sudah tenang rasanya sekarang. Sudah lama sekali menanti kepastian ini, selama ini hanya resah dan takut uangnya hilang. Sekarang sudah ada jaminan dari pak Gubernur, kami nasabah sudah tenang dan tidak was-was lagi," kata dia.
Hartatik mengatakan sudah menabung di bank tersebut sejak 2001 silam.
Awalnya berupa tabungan biasa, namun lama-lama diminta untuk dijadikan
deposito.
"Saya tertarik karena bunganya lumayan, 12% setahun. Namun pada April
2017 saya mau mencairkan katanya tidak bisa karena tidak ada uang. Sampai sekarang uang saya tidak bisa dicairkan," imbuhnya yang mengaku memiliki tabungan dan deposito ratusan juta itu.
Usai memberikan keterangan kepada para nasabah, Ganjar langsung menuju ke kantor BPR BKK Pringsurat. Di tempat itu, Ganjar melakukan rapat tertutup dengan jajaran direktur dan karyawan.
Usai rapat, Ganjar sudah ditunggu puluhan nasabah di depan kantor. Ganjar kemudian melihat banyak poster berisi cacian dan makian dari para nasabah tertempel di kantor BPR BKK Pringsurat.
Atas persetujuan nasabah, Ganjar memerintahkan spanduk-spanduk itu dicopot dan dibersihkan. (OL-3)
PT CRIF Lembaga Informasi Keuangan (CLIK) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo).
Di tengah beragamnya penawaran investasi dengan profil risiko yang bervariasi, semakin banyak masyarakat yang mencari alternatif lebih stabil, aman, dan tetap menguntungkan.
Fleksibilitas deposito memungkinkan investor lebih leluasa dalam menyusun strategi jangka menengah dan pendek.
Pemanfaatan data kependudukan yang akurat akan menjadi faktor utama dalam mendorong efisiensi layanan perbankan serta meningkatkan inklusivitas keuangan bagi masyarakat
Ketua Umum Perbarindo Tedy Alamsyah menegaskan pengembangan SDM unggul sangat penting dalam menjaga daya saing BPR, terutama di era digitalisasi perbankan.
Pada 6 hingga 8 Februari 2025, Perbarindo menggandeng Universitas Merdeka Malang untuk pelaksanaan TOT batch 2 bagi dosen perguruan tinggi di wilayah Jawa Timur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved