Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
SEORANG bayi di bawah lima tahun, David, 4, warga Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, meninggal dunia karena terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD). Padahal, David sempat mendapat perawatan intensif selama 48 jam di RSUD Kayuagung, OKI.
Pihak RSUD menyatakan pasien ini terlambat dirujuk, karena sempat menjalani rawat inap di Puskesmas Tulung Selapan selama 2 hari sebelumnya.
Direktur RSUD Kayuagung, Fikram, menuturkan, pasien dinyatakan meninggal dunia setelah menjalani perawatan sekitar 48 jam di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten OKI ini.
"Pasien terlambat di bawa ke sini, kondisi pasien sudah DSS atau fase akhir, sehingga tidak tertolong lagi," ungkap Fikram. "Jika ada pasien yang meninggal dunia, maka ini bisa dikatakan KLB (kejadian luar biasa), sehingga perlu penanganan secara aktif dan menyeluruh agar tidak ada korban lainnya," bebernya.
Baca juga: 32 Orang Meninggal Dunia akibat DBD di Jatim
Fikram juga mengimbau agar masyarakat segera memeriksakan kondisi kesehatan jika terdapat gejala-gejala yang mengarah pada DBD.
"Jangan sampai terlambat, sebab jika sedikit saja telat, maka fatal akibatnya. Untuk itu, masyarakat agar waspada dan aktif menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar jentik-jentik nyamuk penyebab DBD tidak berkembang biak," tuturnya.
Berdasarkan data dari pihak RSUD Kayuagung, pada Desember 2018 pasien DBD yang dirawat sebanyak 19 orang. Terdiri atas 12 pasien anak-anak dan 7 pasien dewasa. Sedangkan per 23 Januari 2019 lalu, ada 34 pasien yang dirawat, 12 di antaranya anak-anak dan 1 orang akhirnya meninggal dunia.
Berbagai langkah diambil Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten OKI untuk mencegah meluasnya penularan penyakit DBD usai meninggalnya balita di RSUD Kayuagung diduga karena penyakit menular ini. Kasi Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes OKI, Subianto mengatakan, usai mendengar kabar meninggalnya pasien atas nama David yang diduga karena DBD, pihaknya langsung melakukan penyelidikan epidemiologi ke rumah korban di Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten OKI.
Pemeriksaan ini, kata Subianto, dilakukan dalam radius beberapa ratus meter dari rumah korban dengan pemeriksaan jentik nyamuk. Namun, dari hasil pemeriksaan ini tidak ditemukan jentik nyamuk baik itu di rumah korban maupun rumah tetangga korban.
"Tapi kami masih mencari tahu apakah sebelum kejadian korban sempat bepergian ke tempat lain,†tutur Subianto.
Diakuinya, sebenarnya pencegahan penyakit DBD ini sendiri sudah dilakukan sebelum adanya kasus ini. Salah satunya dengan menebar bubuk Abate melalui 31 Puskesmas di OKI.
"Tapi kalau dilihat saat ini memang tengah masuk musim penghujan sehingga mulai ada yang terjangkit. Terkait kasus ini akan terus dilakukan penyelidikan," tandasnya. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved