Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KORBAN demam berdarah dengue (DBD) di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus berjatuhan. Kabid Penanggulangan dan Pengamatan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kupang Sri Wahyuningsih mengatakan sampai Sabtu (26/1), jumlah korban telah mencapai 157 orang, tersebar di 40 dari 51 kelurahan.
Jumlah korban bertambah jika dibandingkan korban satu hari sebelumnya yang berjumlah 134 orang, didominasi anak-anak. Menurut Sri, seluruh korban DBD tertangani dengan baik di rumah sakit. "Tidak ada korban jiwa," ujarnya.
Baca juga: Ini 10 Kecamatan di Lebak yang Dinyatakan Endemik DBD
Sementara itu, sejak DBD ditetapkan kejadian luar biasa (KLB) di Kota Kupang, tim kesehatan dari dinas kesehatan bersama puskemas turun ke masyarakat untuk menabur abate di tempat penampungan air milik warga.
Selain itu, petugas juga berkunjung dari rumah ke rumah untuk membawa warga ke rumah sakit jika ditemukan menderita demam atau malaria. Di sisi lain, aparat kelurahan melakukan pembersihan sampah di berbagai ruas jalan.
Sementara itu pada Sabtu pagi, seluruh pegawai Kantor Gubernur NTT melakukan pembersihan sampah di ruas jalan utama. Kegiatan itu merupakan kedua kalinya yang dipimpin Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef Nae Soi.
Gerakan pembersihan sampah di Kota Kupang itu diinisiasi oleh gubernur Viktor Laiskodat setelah sebelumnya berkali-kali melontarkan pernyataan tentang kondisi Kota Kupang dan Labuan Bajo, ibu kota Manggarai Barat sebagai kota terkotor di Nusa Tenggara Timur.
Namun, gerakan pembersihan dari pemerintah di tingkat kota maupun kabupaten sangat rendah. Kondisi tersebut mendorong gubernur turun langsung memimpin seluruh stafnya membersihkan sampah di jalan. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved