Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Malang, Jawa Timur, belum memiliki data yang akurat berbasis teknologi informasi terkait nelayan termasuk seputar produksi perikanan darat dan laut.
"Data nelayan dan perikanan masih diperbaiki," tegas Kepala Dinas Perikanan Pemkab Malang Endang Retnowati kepada Media Indonesia, Rabu (23/1).
Ia mengakui basis data masih perlu diperbaiki dan dirapikan agar mendatang bisa lebih akurat. Untuk itu pihaknya akan membuat terobosan dan berbagai upaya guna mendapatkan anggaran di luar APBD karena perbaikan data apalagi berbasis aplikasi daring (online) memerlukan biaya cukup besar.
Tahun ini, lanjutnya, Pemkab tidak banyak menerima bantuan anggaran dari pemerintah pusat. Anggaran bersumber dana alokasi khusus (DAK) justru turun dari sebelumnya sekitar Rp5 miliar jadi Rp3 miliar.
Bahkan tahun lalu mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jatim berupa sarana dan prasarana budidaya benih termasuk untuk perikanan darat, sekarang hanya dapat program antikemiskinan saja.
"Anggaran DAK nantinya untuk bantuan peralatan tangkap dan program lainnya. Bantuan untuk nelayan berupa pancing, jaring hingga perahu kapasitas 3 gross tonage," katanya.
Baca juga: Pesisir Karangasem Dihantam Gelombang Pasang, 68 Perahu Nelayan Rusak
Sejauh ini untuk mengetahui produksi ikan tuna saja, pihaknya masih kesulitan mengumpulkan data di masing-masing pelabuhan atau tempat pelelangan ikan.
Karena itu basis data yang sekarang sedang dimutakhirkan. Data yang dimutakhirkan di antaranya jumlah nelayan, peralatan tangkap termasuk jumlah kapal dan perahu, produksi ikan, kondisi sosial dan ekonomi, ekspor ikan hingga nilai tukar nelayan.
"Jumlah nelayan yang terdata sekitar 3 ribu orang," ujarnya.
Jumlah nelayan yang terdata belum lengkap. Ia mencontohkan, anggota Kelompok Nelayan Rukun Jaya, Pantai Sendangbiru, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, mencapai 3.600 orang. Nelayan sebanyak itu terbagi dalam armada kapal sekoci berkapasitas 7-12 gross tonage (GT) sebanyak 380 unit, kapal 10-20 GT sebanyak 52 unit, dan kapal motor kecil di bawah 5 GT sebanyak 260-300 unit. Sementara kapal di atas 30 GT ada 3 unit.
Data nelayan itu belum termasuk nelayan di wilayah Kecamatan Bantur dan Tirtoyudo, yaitu pantai Balekambang, Bajulmati, Ngantep, Sipelot dan Lenggoksono. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved