Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
JUMLAH penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 30 orang. Para korban DBD berasal dari 12 kecamatan dengan jumlah terbanyak di Kecamatan Alok sebanyak enam orang, Kecamatan Kewapante 4 orang, dan Alok Timur 3 orang.
"Sebanyak 14 korban berusia antara 5-15 tahun, tujuh orang berusia lebih dari 15 tahun, delapan orang berusia 1-4 tahun dan satu orang berusia kurang dari satu tahun. Saat ini mereka masih dirawat secara intensif," kata Kepala Dinas Kesehatan Sikka, dokter Maria Bernadina, Rabu (23/1).
Terkait munculnya wabah DBD, Bupati Sikka Robby Idong telah mengeluarkan edaran tentang sistem kewaspadaan dini yang ditujukan kepada camat untuk melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 4 M plus yakni menutup, menguras, mengubur, dan memantau jentik nyamuk.
"Sudah digelar rapat koordinasi bersama lima camat yang jumlah kasus DBD-nya paling banyak, yaitu Alok, Alok Timur, Alok Barat, Kangae dan Kewapante. Para kepala puskesmas, petugas sanitasi puskesmas di Dinkes sudah melakukan langkah-langkah strategis PSN," ujarnya.
Baca juga: Penderita DBD Meningkat, Pemprov DKI Tingkatkan Kewaspadaan
Selain itu, dilakukan pemantauan jentik nyamuk di kelurahan dan desa-desa dengan kasus DBD terbanyak. Kegiatan ini dilakukan oleh tim kecamatan, puskesmas, dan dinas.
"Ada gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik," imbuhnya.
Dia menyebutkan petugas kesehatan juga membagikan abate serta peningkatan promosi kesehatan melalui media, tokoh masyarakat, tokoh agama dan aparatur sipil negara.
Sedangkan di Kota Kupang, pasien DBD selama Januari berjumlah 127 orang, sebagian besar sudah dipulangkan dari tempat perawatan. Jumlah kasus DBD meningkat drastis selama pekan ini dari jumlah sebelumnya 13 orang.
"Semua penderita tertangani dengan baik, tidak ada kematian," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang dokter Ary Wijana.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved