Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Bupati Manggarai Terima Fakta Ruteng Masuk Daftar Kota Terkotor

Yohanes Manasye
16/1/2019 09:30
Bupati Manggarai Terima Fakta Ruteng Masuk Daftar Kota Terkotor
(MI/Yohanes Manasye)

BUPATI Manggarai Deno Kamelus tidak membantah ketika Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk dalam daftar kota kecil paling kotor di Indonesia.

Ia mengatakan penilaian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang diumumkan Senin (14/1) lalu itu sesuai dengan fakta.  

"Memang faktanya begitu," ujar Deno ketika diwawancarai wartawan usai peresmian kantor Bank Mandiri di Ruteng, Selasa (15/1) malam.

Ia mengatakan mentalitas warga menjadi penyumbang kotornya kota itu. Antara lain, kebiasaan warga membuang sampah di sembarangan tempat.

Lebih lanjut, Deno mengatakan, penilaian itu harus menjadi cambuk yang menyadarkan semua pihak untuk lebih peduli dengan Kota Ruteng. Pemerintah dan warga mesti bahu-membahu menata lingkungan dengan baik dan menjaga kebersihannya.

"Saya kira itu apalah ya, cambuk yang membuat supaya kita lebih care lagi dengan ini kota. Karena kebersihan ini tanggungjawab kita semua ya. Masyarakat, pemerintah," ujarnya.

Ia berjanji berjuang menyadarkan masyarakat dan menyiagakan petugas kebersihan sehingga Ruteng tidak lagi menjadi salah satu kota terkotor.

Baca juga: Penanganan Citarum Harum Kurang Koordinasi

Hal terpenting yang perlu dibangun, kata Deno, yakni kesadaran warga untuk hidup bersih. Setiap warga yang tinggal di Kota Ruteng harus mengambil bagian dan mengambil peran supaya Ruteng menjadi kota bersih.

"Caranya bagaimana. Ya jangan buang sampah sembarangan. Kita kumpulkan sampah, kita buang pada tempat yang sudah disiapkan. Lalu nanti petugas kebersihan angkut ke tempat sampah. Saya kira kesadaran itu yang harus kita kembangkan, kita dorong," jelasnya.

Selain itu, Pemkab Manggarai mengalokasikan anggaran Rp500 juta per kelurahan. Dana tersebut diprioritaskan untuk menunjang program kebersihan kota. Seperti membeli tempat sampah dan sepeda motor pengangkut sampah.

"Mudah-mudahan (dana Rp500 juta per kelurahan) itu nanti bisa membantu supaya kita bisa keluar dari predikat kota terkotor itu," tutup Deno. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya