Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
BERBAGAI bencana berskala besar belakangan ini berdampak terhadap psikologis masyarakat, termasuk di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Salah satunya keengganan masyarakat berwisata ke kawasan pantai karena khawatir terjadi tsunami.
Sejak pergantian tahun lalu, objek wisata pantai di Kecamatan Cidaun sepi dikunjungi wisatawan. Sejumlah pedagang maupun pemilik homestay pun banyak yang gigit jari lantaran kondisinya mengalami kelesuan.
Baca juga: Polres Dumai Tangkap Komplotan Pengedar Uang Palsu
Pada pergantian tahun lalu, tak sedikit wisatawan yang sudah memesan homestay di sekitar Pantai Jayanti Cidaun membatalkannya. Pun di Pantai Apra dan Pantai Sereg di Kecamatan Sindangbarang.
"Hampir satu bulan terakhir tingkat kunjungan wisatawan ke Pantai Jayanti terus turun. Faktor ini disebabkan isu bencana tsunami yang memang terjadi
di sejumlah wilayah. Terakhir kan tsunami di Selat Sunda," kata Lili, Jumat (11/1).
Somantri, 50, pemilik rumah makan dan penginapan di Pantai Jayanti Cidaun, kemarin. Liburan akhir pekan yang juga biasanya Pantai Jayanti ramai dikunjungi wisatawan, sekarang pun relatif sepi. Ia merasakan betul penurunan drastis wisatawan tersebut. "Kalau dikalkulasi mungkin penurunannya hampir 80%," tuturnya.
Kondisi tersebut, lanjut Lili, tak hanya terjadi di Pantai Jayanti saja. Dari informasi yang ia peroleh, penurunan jumlah wisatawan juga terjadi di Pantai Alra dan Sereg di Kecamatan Sindangbarang, bahkan di Pantai Rancabuaya Kabupaten Garut pun terjadi kondisi serupa.
"Jelas kami rugi dengan kondisi sekarang. Padahal kan isu tsunami itu belum pasti. Tapi mau bagaimana lagi, kondisinya memang seperti ini," ungkapnya.
Lili pun berharap ke depan informasi soal kebencanaan bisa akurat. Utamanya BMKG yang merupakan lembaga resmi penginformasi prakiraan potensi bencana.
Kepala Seksi Trantib Kecamatan Cidaun, Eli Suardi, mengatakan sepinya pengunjung ke kawasan Pantai Jayanti mulai terlihat H-2 menjelang
pergantian tahun. Kondisi itu pascaterjadinya tsunami di Selat Sunda yang menerjang wilayah Banten dan Lampung Selatan, 22 Desember 2018 lalu.
"Hampir setiap hari kami berpatroli di pesisir pantai selatan Pantai Jayanti. Patroli melibatkan semua unsur Muspika, termasuk TNI dan Polri. Tapi sejauh ini tidak ada perubahan gelombang. Masih normal," kata Eli.
Eli memastikan sejauh ini kondisi pesisir Pantai Jayanti masih aman untuk dikunjungi. Namun kewaspadaan dan kehati-hatian harus selalu ditingkatkan
mengingat saat ini sedang terjadi angin barat.
"Yang saya tahu, kondisi sekarang bukan hanya terjadi di Pantai Jayanti saja. Di Pantai Rancabuaya Garut juga kondisinya sama. Sekarang sedang sepi pengunjung," pungkasnya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved