Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENGEJARAN terhadap sisa daftar pencarian orang (DPO) kasus tindak pidana terorisme, Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora, hingga saat ini masih terus dilakukan oleh aparat kepolisian, termasuk perburuan yang dilakukan Brimob Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah.
Ali Kalora bersama sembilan pengikutnya diyakini masih berada di Pegunungan Parigi Moutong. Tujuh orang di antaranya merupakan nama-nama lama, yang sebelumnya telah terpampang di papan DPO, yang tersebar di berbagai titik di wilayah Kabupaten Poso.
Mereka ialah Askar alias Pak Guru, Qatar alias Fareld, Basir alias Romji, Galuh alias Nae, dan Abu Alim, yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Sementara dua lainnya, yakni Ali Kalora dan Namnung alias Kobar, berasal dari Poso, Sulteng. Sedangkan tiga nama baru ialah Rajif Gandi Saban alias Rajes, Aditya alias Idad, dan Alhaji Kaliki.
Sejak kejadian kontak tembak yang terjadi pada Senin 31 Desember 2018, dan menyebabkan dua anggota polisi di Sulteng tertembak, ke-10 DPO terus diburu oleh aparat.
Kapolres Poso, AKBP Bogiek Sugiyarto, mengimbau kepada para DPO untuk menyerahkan diri.
"Kami terus mengimbau kepada saudara-saudara kita yang masuk dalam daftar pencarian orang, untuk menyerahkan diri. Lebih baik menyerahkan diri dari pada dikejar-kejar terus," ujar Bogiek kepada Media Indonesia, Jumat (4/1).
Menurut Bogiek, proses hukum akan tetap diberlakukan kepada para DPO yang menyerahkan diri. Namun, jaminan keamanan akan diberikan pihak kepolisian kepada mereka yang mau menyerahkan diri, dan tentu saja penerapan hukumannya akan berbeda dengan mereka yang ditangkap. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved