Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEKRETARIS Badan Geologi Kementerian ESDM Antonius Ratdomopurbo menyebutkan, puncak anak gunung Krakatau telah hilang dan jatuh ke dasar laut. Oleh karena itu, letusan yang masih terjadi di permukaan laut.
Puncak gunung itu telah hilang sejak tanggal 26 Desember, sekira pukul 12.15 WIB Kemudian puncaknya jatuh ke laut pada pukul 23.00 pada 27 Desember 2018.
"Dentumannya hilang karena kawahnya masuk ke laut berarti tidak ada suara lagi," kata, pria yang akrab disapa Purbo.
Selanjutnya, dentuman itu tidak terdengar lagi karena kawah berada di bawah permukaan laut. Kata Purbo, puncak yang terjadi pada 1950 itu telah jatuh semua ke dasar laut.
"Meletus juga di bawah permukaan laut sehingga letusan sekarang muncul dari permukaan air," paparnya.
Kemudian sisa pinggirnya tetap utuh sejak 1950 dan tidak bisa menimbulkan longsoran lagi.
Katanya, alasan itulah yang melatarbelakangi mereka mengirimkan surat ke BMKG, BNPB , Gubernur Banten, dan Bupati bahwa sebenarnya potensi longsor kecil bahkan hampir tidak ada sama sekali.
"Padahal 26 Desember yang seluruh puncak Anak Krakatau itu tidak ada tsunami, makanya kita mengusulkan dalam surat ini kepada BMKG segera memasang alarm atau warning system," tandasnya.
Dengan keberadaan alat itu, pihaknya BMKG akan memudahkan mengindentifikasi penyebab gempa, baik karena anak gunung Krakatau atau lain. Sehingga rekomendasi mereka jelas meskipun risiko ancaman tsunami dari longsor sangat kecil.
"Apalagi sistem gempa di sana pada sekali, biar ketangkap dan dua-duanya kena. Jadi BMKG tetap melaksanakan pemasangan tide gate karena itu satu-satunya harapan semua orang," jelasnya
Dia memastikan, status gunung anak Krakatau masih siaga level III dengan rekomendasi zona kewaspadaan 5 Kilometer. Artinya, tidak diperbolehkan masuk kompleks Krakatau sepanjang zona tersebut.
"Jadi itu saya kira yang harus dijaga. Maka itu statusnya masih siaga," pungkasnya.
Saat ini, ketinggian Gunung Anak Krakatau hanya tersisa 30% atau sekitar 110 meter dari permukaan laut (mdpl) setelah mengalami beberapa kali erupsi sejak 22 Desember 2018. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved