Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Hingga Hari Ketujuh, Korban Tsunami di Selat Sunda berjumlah 431 Orang

Indriyani Astuti
29/12/2018 20:02
Hingga Hari Ketujuh, Korban Tsunami di Selat Sunda berjumlah 431 Orang
(ANTARA)

HINGGA hari ketujuh tsunami terjadi di Selat Sunda, jumlah korban terus bertambah. Data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga (29/12) tercatat korban tsunami di Selat Sunda sebanyak 431 orag meninggal dunia, 7.200 orang luka-luka, 15 orang hilang, dan 46.646 orang mengungsi.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPN Sutopo Purwo Nugroho mengatakan kerugian material antara lain 1.527 unit rumah rusak berat, 70 unit rumah rusak sedang, 181 unit rumah rusak ringan, 78 unit penginapan dan warung rusak, 434 perahu dan kapal rusak dan beberapa kerusakan fasilitas public.

Korban dan kerusakan material  berasal dari lima Kabupaten yaitu Pandenglang, Serang, Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus. Ia merinci jumlah korban dan dampak bencana paling banyak terjadi di Pandeglang, tercatat 292 orang meninggal dunia, 3.976 orang luka-luka, 8 orang hilang, dan 33.136 orang mengungsi.

"Pengungsi masih memerlukan bantuan," ujar Sutopo melalui siaran pers, hari ini.

Pengungsi, imbuhnya, memerlukan bantuan kebutuhan dasar seperti permakanan, air bersih, mandi cuci kasus, pakaian layak pakai, selimut, tikar, pelayanan medis, dan lainnya. Bantuan logistik, ujarnya, terus dikirimkan namun terkendala distribusi ke titik pengungsian yang aksesnya cukup sulit dijangkau dan cuaca, khususnya di daerah Sumur, Pandeglang, Banten.

Untuk membantu proses evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban di Sumur, maka dikerahkan 31 alat berat berupa 9 unit excavator, 1 unit greader, 4 unit loader, 3 unit tronton, dan 14 unit dump truck. "Tiga helikopter dikerahkan untuk mengirim logistik dari udara," ujarnya.

Di Kabupaten Serang, tercatat 21 orang meninggal dunia, 247 orang luka-luka, dan 4.399 orang mengungsi. Sementara itu, di Lampung Selatan tercatat 116 orang meninggal dunia, 2.976 orang luka-luka, 7 orang hilang dan 7.880 orang mengungsi. Sedangkan di Pesawaran tercatat 1 orang meninggal dunia, 1 orang luka dan 231 orang mengungsi, dan di Tanggamus 1 orang meninggal dunia dan 1.000 orang mengungsi.

Sutopo mengatakan jumlah pengungsi pada malam hari sering lebih banyak daripada siang. Sebab pada siang hari sebagian pengungsi bekerja atau kembali ke rumahnya, pada malam hari kembali ke tempat pengungsian.

Penangananan darurat masih berlangsung. Kepala daerah telah menetapkan masa tanggap darurat di 4 daerahnya yaitu Kabupaten Pandeglang (22/12) hingga (4/1/2019), Serang (22/12/2018 hingga 4/1/2019), Lampung Selatan (23/12/2018 – 29/12/2018), dan Provinsi Banten (27/12/2018 hingga 9/1/2018).

"Kemungkinan masa tanggap darurat di Kabupaten Lampung Selatan akan diperpanjang mengingat masih banyak korban yang perlu ditangani dan kebutuhan darurat masih diperlukan untuk kemudahan akses dalam penanganan bencana," tuturnya.

Untuk membantu operasional darurat, BNPB telah memberikan bantuan dana siap pakai Rp 500 juta kepada BPBD Pandeglang, dan Rp 250 juta kepada BPBD Lampung. Selain itu bantuan logistik juga terus dikirimkan.

Pemerintah pusat dari TNI, Polri, berbagai kementerian/lembaga bersama NGO, relawan, dunia usaha terus memberikan bantuan kepada masyarakat yang daerah terdampak tsunami di Selat Sunda. Secara umum penanganan terkoordinasi dan berjalan dengan baik. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya