Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Harga Daging Ayam dan Cabe Rawit di Bali Mulai Naik Jelang Nataru

Arnoldus Dhae
05/12/2018 14:50
Harga Daging Ayam dan Cabe Rawit di Bali Mulai Naik Jelang Nataru
(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

SEJUMLAH harga bahan pokok di Bali mulai merangkak naik menjelang perayaan natal dan tahun baru (Nataru). 

Hal ini disampaikan Staf Ahli Bidang Perdagangan Jasa Kementerian Perdagangan, Lasminingsih saat meninjau sejumlah pasar tradisional dan pasar modern di Kota Denpasar dan sekitarnya, Rabu (5/12). Beberapa pasar tradisional yang dipantau adalah Pasar Kreneng, Pasar Badung dan sejumlah pasar modern lainnya. 

Menurutnya, di Bali sedikit berbeda dengan daerah lainnya karena selain Nataru, masih ada juga Hari Raya Galungan dan Kuningan di bulang yang sama. Ada juga keunikan lainnya, dimana di Bali di akhir tahun banyak kedatangan tamu dari luar sebagai turis dan maraknya upacara pernikahan di akhir tahun. 

"Inilah yang membuat harga daging ayam di Bali merangkak naik. Bahkan cabe rawit pun naik. Sementara di daerah lain cenderung stabil," ujarnya.

Harga daging ayam yang biasanya sekitar Rp34 ribu/kg kini naik ke kisaran Rp39 ribu-Rp40 ribu per kilogram. Selain itu harga cabe rawit pun naik rata-rata naiknya hingga Rp1.000 rupiah per kilogram. 

 

Baca juga: Jelang Nataru, Harga Komoditas Pangan di Sukabumi Relatif Stabil

 

Ia mengatakan, kedatangannya untuk memantau ketersediaan kebutuhan pokok seperti daging, telor, beras, terigu, gula pasir, minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya. 

Hal itu terkait dengan datangnya hari besar keagamaan sehingga pihaknya perlu melakukan pemantauan terutama terkait ketersediaan, harga dan kebutuhan. 

“Dari pantauan hari ini secara umum harga-harga relatif stabil, kecuali produk musiman seperti cabe yang agak naik. Sementara daging ayam juga ikut naik karena memang situasi khusus di Bali," ujarnya. 

Menurutnya, kenaikan cabe biasanya di luar kendali karena musim yang tidak menentu. 

Khusus untuk Bali, kenakan harga tersebut berpotensi untuk sumbang inflasi. Di Bali permintaan ayam tinggi karena selain jelang Nataru dan  wisatawan akhirnya, ada lagi event khusus yakni musim perkawinan di Bali yang lagi memuncak di Bali. Banyak daging ayam yang dibeli di awal pekan ini hanya untuk persiapan perkawinan. 

"Kami sudah meminta agar harga ayam di Bali maksimal Rp40 ribu, itu harga terakhir. Jangan sampai naik lebih dari Rp40 ribu per kilogram. Kami bersama dinas terkait meminta dengan sangat agar harga ayam jangan lebih dari Rp40 ribu per kilogram," ujarnya. 

Dibandingkan dengan provinsi lain, harga-harag bahan pokok di Bali relatif stabil. Hanya ayam yang sedikit naik karena ada hal khusus tadi. Hal yang sama juga terjadi pada cabe rawit. Saat ini masih di angka Rp20 ribu per kilogram. 

Untuk harga ayam, di Bali juga terjadi perbedaan harga yang mencolok, yaitu untuk harga ayam segar frozen. Ayam segar di Bali mencapai Rp55 ribu per kilogram. Namun pemerintah wajib memberikan pilihan kepada konsumen, apakah dia akan memilih ayam segar atau ayam frozen.

Menurutnya, saat ini pemerintah memberi atensi khusus kepada 8 provinsi yang akan merayakan Natal dimana dalam provinsi itu mayoritas merayakan natal yakni Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulut, Maluku, Maluku Utara, NTT. 

Selain itu ada 7 provinsi sebagai penyumbang inflasi juga menjadi atensi. Sementara untuk provinsi lainnnya sekalipun harga cenderung stabil di akhir tahun dan relatif bisa terpantau dengan baik.

Sementara pedagang mengatakan beberapa barang sudah mulai naik dalam beberapa hari belakangan. Daging ayam kini Rp39 ribu hingga Rp40 ribu dari sebelumnya sekitar Rp36 ribu. Namun daging sapi tak ada perubahan. 

“Mungkin karena permintaan daging sapi tak terlalu banyak,” ujarnya. 

Harga beras juga dinilai masih stabil. Bahkan Lasminingsih mengaku gembira karena beras medium tersedia cukup dengan harga yang stabil, sekitar Rp9 ribuan per kilogram.

Ketut Ariani, salah seorang pedagang daging ayam di pasar Kereneng mengaku harga ayam naik antara Rp39 ribu hingga Rp40 ribu. Hal itu salah satunya disebabkan karena pasokan yang tidak lancar. 

“Kami sejak 10 hari ini dijatah ayamnya,” ujarnya. 

Harga telor ayam juga mulai naik. Pedagang lain Wayan Sura, salah seorang pedagang telor di Pasar Badung mengatakan harga telor naik dari Rp38 ribu/krat naik Jadi Rp40 ribu/krat. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik