Nelayan Kupang memergoki kapal asing mencuri ikan di perairan Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Temuan itu terjadi pada 17 Oktober 2015 sekitar pukul 16.00 Wita kemudian dilaporkan ke wartawan, Kamis (22/10) setelah nelayan kembali dari melaut.
"Kami sering bertemu kapal nelayan asing dan kapal dari daerah lain mencuri ikan di perairan NTT menggunakan pukat harimau. Kapal-kapal itu dinakhodai oleh warga Filipina," kata Jois, nelayan yang melaporkan pencurian ikan tersebut kepada wartawan di Pelabuhan Perikanan Tenau.
Temuan tersebut adalah kedua kalinya dalam dua pekan terakhir. Sebelumnya nelayan memergoki kapal asing asal Filipina mencuri ikan di Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu.
Jois mengatakan pencurian ikan yang dilakukan nelayan asing maupun nelayan dari daerah lain di Indonesia mengakibatkan hasil tangkapan nelayan NTT terutama tuna dan cakalang menurun drastis. Penurunan hasil tangkapan terjadi mulai 2015.
"Hasil tangkapan tuna dan cakang pada 2008 masih melimpah, tetapi menurun mulai 2014 sampai saat ini," kata Dia.
Jois dan rekan-rekannya berharap pemerintah daerah dana aparat keamanan menangkap dan mengadili para nelayan tersebut, namun laporan yang disampaikan nelayan menurut dia, belum ditindaklanjuti.
"Kami minta kapal-kapal nelayan asing itu ditangkap. Nelayan semakin resah dengan keberadaan kapal-kapal ini," tandasnya.
Untuk meyakinkan pemerintah daerah, Jois memotret kapal pencuri ikan tersebut menggunakan kamera ponsel.
"Semua perairan NTT sudah dikelilingi kapal dari luar daerah dan luar negeri, terutama lintang selatan. Jika instansi terkait tidak percaya silahkan ikut kami melaut, karena kami yang tahu lokasi keberadaan kapal-kapal itu," jelasnya.
Ketua Perhimpunan Nelayan Indoensia Cabang Kupang Maxi Ndun yang dihubungi Media Indonesia lewat telepon mengatakan pihaknya berkali-kali melaporkan keberadaan kapal asing melakukan pencurian ikan di perairan NTT, namun tidak digubris oleh pemerintah.
Bahkan laporan secara tertulis menurut Dia, sudah disampaikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. "Kami sudah kirim laporan tertulis ke menteri lewat anggota Dewan Perwakilan Daerah beberapa bulan lalu," kata dia. (Q-1)