Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Tahun Politik, IKAPMII Ajak Masyarakat Perangi Hoaks

Ferdinand
17/11/2018 22:15
Tahun Politik, IKAPMII Ajak Masyarakat Perangi Hoaks
(thinkstock)

IKATAN Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Ikapmii) Surakarta, Jawa Tengah, mengajak masyarakat untuk mewaspadai informasi yang menyesatkan dan bertujuan memecah-belah serta mengadu domba.

Ajakan itu dituangkan dalam pernyataan sikap resmi yang disampaikan Sekretaris Jenderal Ikapmii Surakarta, Nino Histiraludin, di sela-sela rapat konsolidasi, Sabtu (17/11) malam.

"Hati-hati menerima informasi, karena penyebar hoaks semakin lihai dalam membungkus informasi dan menyebarkannya melalui berbagai media, termasuk media sosial serta aplikasi percakapan," tegas Nino.

Ikapmii merasa perlu mengeluarkan pernyataan sikap lantaran suhu politik yang semakin meningkat menjelang Pemilihan Umum Presiden dan Legislatif 2019. Momentum itu banyak dimanfaatkan penyebar hoax, baik dengan motif politik maupun ekonomi.

"Kami mengajak masyarakat untuk tidak menjadi bagian penyebarluasan informasi tersebut," imbuh Nino.

Pileg dan Pilpres, lanjut Nino, adalah siklus lima tahunan yang telah dijalani bangsa Indonesia selama 70 tahun. Dengan begitu seharusnya semakin dewasa dalam pelaksanaannya.

Untuk itu, Ikapmii juga mengajak elit partai politik, aktivis prodemokrasi, tokoh masyarakat, dan tokoh agama untuk lebih bijak dalam menyikapi perbedaan pandangan. Dengan meletakkan semangat perbedaan sebagai nilai positif untuk memajukan bangsa.

"Memenangkan partai atau capres hendaknya bukan menjadi tujuan, melainkan alat untuk mensejahterakan masyarakat," kata Nino.

Sekretaris Ikapmii Surakarta, Hermawan Santoso, menambahkan, informasi hoaks yang patut diwaspadai dan ditangkal bersama ialah yang menyangkut SARA. Lebih khusus lagi isu-isu yang menyangkut agama.

Ikapmii dengan 170 anggota yang tersebar di berbagai bidang termasuk partai politik menentang tegas hal itu. Menurutnya, agama harus ditempatkan sebagai rahmat bagi seluruh alam, bukan komoditas.

"Boleh berpolitik tapi jauhi politisasi agama. Mari kita berpolitik secara santun, mencerdaskan, dan menjaga NKRI," tegas Hermawan. (OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik