Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
SETELAH disemayamkan di rumah duka dan disalatkan di masjid, jenazah Jannatun Cintya Dewi korban jatuhnya pesawat LionAir JT 610 dimakamkan di pemakaman desa setempat yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah duka.
Jenazah Jannatun diberangkatkan dari rumah duka di Desa Suruh, Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo. Namun jenazah Jannatun sebelum dimakamkan disalatkan terlebih dulu di Masjid Al Hidayah desa setempat.
Selanjutnya dilepas oleh pihak perwakilan Kementerian ESDM yang diwakili Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Yuli Rachwati, jenazah Jannatun dibawa ke pemakaman desa setempat.
Ayah almarhumah, Bambang Supriyadi, 48, terlihat mengantar jenazah anaknya ini ke tempat peristirahatan terakhir.
Di mata rekan-rekan kerja Jannatun, almarhumah dikenal baik dan pekerja keras. Meskipun baru bekerja setahun di Kementerian ESDM, banyak rekan kerja yang merasa kehilangan dengan kematian gadis asal Sidoarjo ini.
Baca juga:
BUMN Bersinergi dalam Pencarian Lion Air JT-610
Kedatangan Jenazah Jannatun Disambut Isak Tangis
Sebagai penghormatan kepada almarhumah, pihak Kementerian ESDM menganugerahkan kenaikan pangkat kepada almarhumah. Pangkat almarhumahyang semula golongan 2-D dinaikkan menjadi penata muda golongan 3-A anumerta.
"Almarhumah dikenal baik kepada teman-temannya dan diaini pekerja keras," kata Yuli.
Jannatun Cintya Dewi adalah salah satu korban jatuhnya LionAir JT 610 yang memiliki latar belakang pendidikan sangat bagus. Dia hanya menjalani pendidikan 2 tahun di SMA karena mengikuti program akselerasi.
Dia juga alumnus ITS jurusan Teknik Kimia terbaik. Jabatan terakhir Jannatun adalah analis kegiatan usaha hilir migas di Kementerian ESDM. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved