Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Warga Sukabumi Dikabarkan jadi Korban Jatuhnya Lion Air JT 610

Benny Bastiandy
30/10/2018 14:35
Warga Sukabumi Dikabarkan jadi Korban Jatuhnya Lion Air JT 610
(MI/BENNY BASTIANDY)

SUASANA salah satu rumah di Gang Masjid RT 17/03, Kampung Nagrak Kaler, Desa Nagrak, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tampak sepi.

Bangunan yang didominasi warna krem itu merupakan rumah orangtua Firmansyah Akbar, yamg kabarnya jadi salah seorang korban jatuhnya Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Senin (29/10) pagi.

Di dalam rumah hanya ada Yuli Wahyulita, 48. Ia adalah kakak ipar Firmansyah Akbar. Sejak Senin (29/10), hampir semua keluarga besar Firmansyah Akbar berangkat menuju ke Karawaci, Tangerang, kediaman korban bersama istri, Desi Zulia, dan anaknya.

"Kami lihat ada list nama Firmansyah Akbar. Namanya ada di urutan ke empat. Awalnya tak menyangka itu adalah adik kami. Lalu kami menelepon istrinya. Ternyata benar adik ipar kami ada dalam pesawat yang jatuh itu," kata Yuli kepada wartawan saat ditemui di rumah orangtuanya, Selasa (30/10).

Diketahui Firmansyah Akbar merupakan pegawai di Kantor Pajak Pratama (KPP) Pangkal Pinang. Ia sekarang tinggal di Karawaci, Tangerang, bersama istri dan dua anaknya. Ia merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara.

"Semua keluarga sekarang menunggu di Halim (Perdana Kusumah). Rumah (di sini) kosong. Kabarnya korban yang merupakan pegawai Kementerian Keuangan dievakuasi ke Halim Perdana Kusumah. Kemarin (Senin) ibu (Ai Mariyah) dan keluarga lainnya berangkat ke Karawaci," tutur Yuli.

 

Baca juga:

Pascakecelakaan Lion Air JT-610, Saham Boeing Anjlok

Menkeu akan Beri Tunjangan bagi Anak Buahnya yang jadi Korban Lion Air

 

Menurut Yuli, sejauh ini belum ada kabar ditemukannya korban. Namun dari informasi pada Senin (29/10) malam, sudah mulai dilalukan tes DNA untuk memastikan identitas setiap korban yang sudah ditemukan. 

Yuli mengaku pihak keluarganya sudah menyerahkan dokumen dan tes DNA untuk keperluan pencarian korban.

"Karena belum 100%, semoga masih ada keajaiban. Tapi kalau pun iya benar, keluarga juga pasrah. Kami, khususnya ibu dan istri adik ipar saya, harus menguatkan mental," ucapnya.

Firmansyah Akbar dikenal keluarga dan tetangga di sekitar rumah di Kabupaten Sukabumi merupakan sosok yang baik dan dermawan. Yuli mengaku terakhir bertemu dengan adik iparnya sekitar dua pekan lalu saat ada kumpul keluarga.

"Banyak kebaikannya. Adik ipar saya orang baik. Ia sempat menghajikan orangtua. Kami sangat kehilangan," imbuhnya.

Firmansyah Akbar meninggalkan seorang istri dan dua anak. Anak pertama sekarang mengeyam pendidikan di kelas XI SMA dan anak kedua masih SD.

"Kalau untuk pemakaman kami menunggu keputusan keluarga. Kami inginnya jenazahnya dibawa ke Sukabumi dan dimakamkan di sini. Tapi kita serahkan keputusannya ke keluarga besar," tandasnya.

Di lingkungan tetangga di kediaman orangtuanya, Firmansyah dikenal sosok yang baik. Dalam setiap momen, Firmansyah kerap ikut menyumbang bagi kebutuhan warga sekitar.

"Orangnya yang saya tahu dan kenal sangat baik. Ia sangat hormat kepada orangtua," kata Asep Asari, 40, kepada wartawan, Selasa (30/10).

Sejauh ini Firmansyah lahir dan besar di rumah orangtuanya. Namun saat bekerja di Kementerian Keuangan, ia sering berpindah-pindah tempat bertugas.

"Beberapa waktu lalu beliau membantu membangun masjid di sini," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya