Tertinggal Pesawat, Satu Penumpang Selamat

SONI Kurniawan, pegawai kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bangka Belitung (Babel), menjadi satu-satunya korban selamat jatuhnya Lion Air JT-610 karena tertinggal pesawat. Ia seharusnya terbang bersama enam temannya yang juga bekerja di instansi yang sama. 

"Kami bertujuh sebenarnya naik pesawat yang sama, tapi karena saya tertinggal maka saya naik pesawat lain. Saya sempat shok dengar pesawat itu jatuh," kata Soni di bandara depati Amir Pangkalpinang. Senin (29/10).

Keterlambatannya nauk pesawat, kata Soni, karena kendaraan yang di tumpanginya mengalami macet parah di cikampek. Soni yang merupakan warga Bandung ini pun kemudian memesan tiket baru melalui aplikasi Traveloka.

"Dari Bandung saya jam 12 malam, tahu-tahu di cikampek macet parah, biasanya setiap minggu kalau pulang kampung jam 03.00 WIB dini hari sudah sampai di bandara," ceritanya sembari bersyukur kepada Allah SWT.

Baca juga: Presiden Lakukan Upaya Terbaik dalam Pencarian dan Penyelamatan

Memang diakuinya sebelum keberangkatan ia gelisah untuk melakukan check in atau tidak. 

"Saya gelisah (mau) check in atau tidak, karena macet akhirnya saya tidak cek in," terangnya.

Ia pun mengaku teringat ke-6 teman satu rekannya sempat berjalan di kantor Ditjen Perbendaharaan di Jakarta mereka teriak boarding-boarding.

"Kita bertujuh sempat bercanda sambil teriak check ini, sembari makan otak-otak," ucap soni.

Ia pun mengaku sedih dan berduka terhadap 6 rekannya yang menjadi korban.

"Kejadian ini memberikan hikmah luar biasa bagi saya, untuk menjadi manusia yang lebih baik dan taat beribadah," tutur dia.

Untuk di ketahui di pesawat lion air JT-610 yang jatuh di Tanjung Karawan, Jawa barat, terdapat 17 Pegawai Kanwil Ditjen Perbendaharaan Babel, 3 Anggota Polda Babel, 6 anggota Dewan Babel, 2 anggota Dinas PUPR, 10 Pegawai BPK RI Babel, 5 pegawai kejaksaan Babel, 4 Karyawan PT Timah, 3 Dokter RSBT dan 1 keluarga dokter RSBT. (OL-3)