Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
SISWA SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo menuai prestasi di ajang Apicta 2018 di Guangzhou, Tiongkok. Karya mereka berupa prototipe brankar atau tempat tidur pasien di mobil ambulans meraih juara dua di ajang yang diikuti peserta dari 16 negara se Asia Pasifik tersebut.
Prototipe karya Tim Rekto ini dinamai Anedizer, singkatan dari Ambulance Bed Stabilizer. Maksudnya adalah brankar yang sudah dirancang sedemikian rupa agar tetap stabil meskipun mobil ambulans melaju kencang atau melewati jalan yang berlubang.
Tim beranggotakan Faza Ghulam Ahmad, Muhammad Syarif Rafi, Muhammad Fadhel Finanda, Khanza Aulia dan Defriska Naura itu membuat Anedizer dari pipa stainless yang dilengkapi sensor inertial measurement unit, arduino dan dynamixel. Perangkat itu dihubungkan dengan laptop yang berfungsi mengoperasikan dan membaca data.
"Biayanya untuk perangkat ini kurang dari Rp1 juta," kata Faza, Jumat (19/10).
Menurut Faza, kesulitan membuat alat ini adalah untuk menstabilkan brankar tersebut. Maka dia bersama tim selama empat bulan berupaya untuk bisa menciptakan prototipe ini. (X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved