Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
KETUA Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) KH Ma'ruf Amin menyatakan seharusnya Indonesia lebih bersemangat untuk mengembangkan produk-produk halal. Bahkan, Indonesia harus lebih sering lagi menggelar festival terkait produk halal.
Ini disampaikannya saat menutup Jojga Halal Festival 2018 di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta, Minggu (14/10) malam. Ma'ruf menuturkan bahwa halal semula dimaksudkan untuk perlindungan kepada umat dari mengonsumi makan-minum yang tidak halal. Menurut dia, memberikan perlindungan kepada umat dari yang tidak halal itu merupakan perintah agama.
"Namun, sekarang ini halal tidak hanya menyangkut persoalan makanan, tidak sekadar untuk memberikan perlindungan kepada umat, tapi berkembang menjadi arena dan wilayah bisnis di seluruh dunia. Halal bukan hanya di Indonesia, tapi sudah menjadi isu global," tegasnya.
Ma'ruf bersyukur Indonesia sudah memiliki Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. "Oleh karena itu saya perkirakan kalau sekarang 15-20% bersertifikat halal produk kita, sesudah 2018 halal menjadi mandatory hingga mencapa 80-100%," kata Ma'ruf.
Lebih lanjut dia menegaskan bahwa Presiden Jokowi sudah meminta agar Indonesia tidak hanya jadi pasar dan konsumen produk halal namun harus menjadi produsen. "Produk halal kita harus dipasarkan di seluruh dunia," katanya.
Dalam kesempatan itu, dia juga mengajak masyarakat agar halal menjadi kehidupan. "Karena itu, saya ingin mengajak agar halal ini menjadi kehidupan kita. Halal is my life. Saya ingin meneriakkannya, halal is my life. Jawabannya halal, halal, halal," kata Ma'ruf yang kemudian diikuti pengunjung yang hadir.
Sebelumnya, Ketua MES Yogyakarta Mursida Rambe melaporkan, jumlah stan yang terisi dalam Jogja Halal Festival mencapai 217. Menurutnya pula, hingga Minggu (14/10), jumlah pengunjung tercatat sebanyak 31 ribu. "Omzet lebih dari Rp 10 miliar," ungkap Mursida.
Menurut Mursida, ini menjadi sebuah sejarah di Yogyakarta karena baru pertama kali digelarnya festival yang menggunakan kata-kata halal. "Hal ini menjadi perhatian bersama bahwa Yogyakarta memang istimewa," kata Mursida. (RO/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved