Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Berbagi Tumpangan kala Bencana

Surya Perkasa
04/10/2018 21:10
Berbagi Tumpangan kala Bencana
(ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

TRANSPORTASI di Palu, Sulawesi Tengah, menjadi kendala besar masyarakat setempat pascagempa. Pasokan bahan bakar minyak (BBM) sempat terputus. Banyak kendaraan warga juga rusak terdampak bencana.

Beruntung, masih banyak warga berbaik hati dan memberi tumpangan. Hal ini dialami Medcom.id dan pewarta lain dari beragam media.

Sejumlah wartawan awalnya ingin memantau kondisi Mamboro, Kamis (4/10). Mamboro merupakan pusat pergudangan di Palu Utara yang habis disapu tsunami.

Kami terpaksa berjalan kaki cukup jauh karena tidak memiliki transportasi. Sebuah mobil pikap menghampiri di tengah perjalanan.

"Mau ke mana Bang? Kalau ke Mamboro, ayo ikut saya," kata Budi, pria asal DKI Jakarta yang menikahi warga asli Palu.

Budi menunjukkan jalan menuju beberapa daerah terdampak tsunami di Mamboro

Sekitar enam pewarta dari Jakarta yang buta medan memutuskan ikut. Budi bercerita tak hanya kami yang dia beri tumpangan.

"Setiap kali bawa mobil, saya selalu kasih tumpangan kalau ada orang yang jalan. Kasihan. Kendaraan sekarang susah," kisah Budi.

Dia tak sendirian. Kendaraan pikap, kabin ganda, hingga truk juga memberi tumpangan kepada warga.

Budi mengakui gempa yang terjadi pada 28 September 2018 di Sulteng meluluhlantakkan infrastruktur dan ekonomi, termasuk bisnis SPBU.

Dia jarang keluar membawa kendaraan karena BBM masih sulit didapat. Namun, kali ini Budi terpaksa berkendara 7 kilometer lebih demi mengambil pasokan bantuan bahan makanan.

"Tadi kebetulan ketemu abang," kata dia.

Kami berpisah di persimpangan Mamboro ke Layana, tempat Budi tinggal. Budi menawarkan mengantar lebih jauh. Kami tolak karena melihat dia membawa bantuan dan beberapa anggota keluarganya.

Apa yang saya alami juga dialami beberapa teman lain. Salah satunya Ronald, pewarta radio asal Jakarta.

Dia sudah diberi tumpangan sejak hari pertama tiba di Palu. Saat itu, dia akan meninggalkan Bandara Mutiara Sis Al Jufrie menuju rumah dinas Gubernur Sulteng.

"Saya kagum. Warga masih memiliki solidaritas memberi tumpangan. Soalnya kita yang di sini tahu susahnya angkutan saat bencana," kata Ronald.

Ronald merasa terenyuh saat ada warga yang memberi tumpangan dan air minum kala dia meliput bencana di Petobo. Padahal, air menjadi salah satu barang mewah saat Palu lumpuh.

Hal serupa juga dialami Yasir, pewarta media online. Dia diberi tumpangan salah seorang warga yang hendak menjemput bantuan. Bahkan, orang tersebut sengaja mengantarkan Yasir dan mengangkut beberapa orang lain di jalan.

"Kata si sopir, dia enggak tega. Terbayang kalau itu keluarga sendiri," ucap Yasir. (Medcom/OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik