Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Aktivitas Ekonomi Warga Palu mulai Bangkit

M Taufan SP Bustan dari Palu
04/10/2018 20:30
Aktivitas Ekonomi Warga Palu mulai Bangkit
(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

PASAR Tradisional Masomba yang berada di jantung Kota Palu mulai buka, Kamis (4/10). Aktivitas ekonomi warga pun terjadi.

Pascaditerjang gempa dan tsunami, memang membuat aktivitas ekonomi warga di Palu lumpuh total. Bahkan, tidak hanya pasar dan tokoh yang tutup, warung kecil di emparan jalan juga ikut tutup.

Hal itu kemudian membuat warga lainnya kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan pokok, meski bantuan dari pemerintah beruntun masuk.

Kini, pasar yang terletak di Kelurahan Lolu, Kecamatan Palu Selatan itu mulai bangkit kembali, sejak pagi bahkan mulai dipadati warga.

Meski tidak seramai pada hari biasa sebelum gempa, warga sudah mulai melakukan transaksi jual beli.

Segala kebutuhan dapur warga tersedia. Pun memang belum banyak pedagang yang membuka lapak.

“Sangat syukur sekali pasar sudah buka. Meski memang belum banyak pedagang yah,” ujar Jumiyati ,41, warga Jalan Bali, Kelurahan Maesa, Kecamatan Palu Selatan, seusai berbelanja di Pasar Masomba.

Menurutnya, meski belum banyak pedagang yang berjulan, namun kebutuhan pokok sehari-hari warga sudah cukup lengkap disediakan pedagang di pasar.

Di mana, mulai dari beras, ayam, daging, ikan, sayuran, dan bumbu dapur lainnya tersedia.

“Tadi beli beras, ikan, dan bumbu-bumbu. Cukuplah untuk dimasak di rumah,” imbuh Jumiyati.

Kawasan Pasar Masomba tidak begitu parah terdampak gempa, oleh karena itu bisa langsung difungsikan ketika pedagang mulai membuka lapak.

“Ada beberapa bangunan juga yang roboh, tapi tidak parah. Makanya kami bisa langsung berjualan,” tutur salah satu pedagang, Nurna Ningsih ,34,.

Dia mengaku, Pasar Masomba sebenarnya dua hari pasca gempa sudah aktif, namun karena belum banyak pedagang membuat aktivitas jual beli sepi.

“Waktu itu hanya dua hingga tiga pedagang saja, warga yang datang membeli pun bisa dihitung jari. Tapi hari ini sudah cukup ramai,” papar Nurna.

Kebutuhan pokok yang masuk dan dijual pedagang di Pasar Masomba merupakan pasokan dari luar Palu yang dibawa langsung oleh pengepul.

Selain itu, ada juga sisa barang milik pedagang yang sebelumnya belum laku terjual.

“Ini semua barang kiriman juga. Di luar sayuran, ikan, daging, dan ayam. Makanya harga jual masih lumayan tinggi,” ungkap pedagang lainnya, H Anton, 48.

Ia menambahkan, penaikan sejumlah harga jual kebutuhan pokok juga terjadi seiring masih sedikitnya pedagang yang membuka lapak.

"Paling kalau sudah banyak yang jual, harga normal kembali," tutup Anton.

Penaikan harga kebutuhan pokok yang terjadi di Pasar Masomba

juga diakui oleh warga, menurut mereka meski pun beberapa kebutuhan itu mahal tetap dibeli.

“Mau bagaimana lagi, warga kan butuh sementara pedagang sedikit yang jualan,” tandasnya.

Harga sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Masomba memang mengalami penaikan, bahkan harga tempe sekali pun mencapai harga tertinggi.

Jika sebelumnya dihargai Rp2.500 per potong, kini harganya sudah mencapai Rp10.000 per potong. Tidak hanya itu, telur yang juga biasa dijual Rp45.000 per raknya, kini menembus harga Rp75.000 per raknya.

Selain tempe dan telur, harga kebutuhan pokok lainnya juga ikut melonjak. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik