Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Mewujudkan Jawa Tengah Bebas BAB Sembarangan

Akhmad Safuan
02/10/2018 19:30
Mewujudkan Jawa Tengah Bebas BAB Sembarangan
(HARYANTO MEGA)

MENGUBAH perilaku warga tidaklah mudah, selain memerlukan waktu yang cukup panjang juga tenaga serta biaya yang tidak murah. Apalagi kebiasaan itu sudah berlangsung berpuluh-puluh tahun sehingga perlu langkah tepat untuk memasang strategi agar perilaku buruk bisa diperbaiki.

Perilaku dan kebiasaan buang air besar (BAB) sembarangan di Jawa Tengah (Jateng) masih tergolong tinggi. Hingga akhir 2017, di 35 kabupaten/kota, seebanyak 1,4 juta warga Jateng masih BAB sembarangan. Dari di kebun, saluran irigasi, sawah, hingga sungai, karena tidak memiliki jamban.

Beberapa daerah yang masih tergolong tinggi melakukan BAB sembarangan
seperti Kendal, Semarang, Demak, Blora, dan beberapa daerah lain tersebut terus berjuang menyusun program agar bebas BAB sembarangan. Secara keseluruhan Jateng diharapkan bebas BAB sembarangan pada tahun 2019 mendatang.

Angka BAB sembarangan yang saat ini mencapai 1,4 juta jiwa, sudah turun dratis. Pasalnya pada tahun 2015 dari jumlah penduduk Jateng 34,26 juta jiwa yang masih BAB sembarangan mencapai 10 juta jiwa. Bahkan pada 2013 masih mencapai 45,8%.

"Upaya terus dilakukan dengan sosialisasi Germas, menggerakkan kekuatan dari pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat, perusahaan, pelajar dan mahasiswa, baik dalam bentuk kampanye maupun bantuan jamban termasuk aktivis sekolah sungai," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kepada Media Indonesia.

Meskipun belum bebas secara keseluruhan, demikian Ganjar, langkah ini telah menunjukan hasil yang cukup baik. Jumlah warga yang BAB sembarangan berkurang dratis.

Dukungan semua sektor di pemerintahan, lanjut Ganjar Pranowo, ditambah peran aktif seluruh komponen di masyarakat, telah banyak mengurangi kebiasaan BAB sembarangan."Dengan tuntasnya program ini, derajat kesehatan warga juga meningkat," imbuhnya.

Di Kabupaten Demak, hingga saat ini masih 26.691 rumah tangga belum memiliki fasilitas tempat buang air besar (jamban), puluhan ribu keluarga masih melakukan BAB di sembarang tempat seperti sungai, sawah, saluran irigasi, dan kebun.

Upaya yang dilakukan untuk bebas BAB sembarangan oleh Pemkab Demak langsung melibatkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lintas instansi, masyarakat dan dunia industri yakni melalui program 'Sedekah Jamban'.

"Masih banyak saudara kita yang belum memiliki jamban, program ini merupakan salah satu solusi mengubah perilaku BAB sembarangan," kata Bupati Demak M Natsir.

Langkah lain yakni sosialisasi dan pemberian pemahaman kepada warga, karena dari 249 desa yang ada di Demak baru 50 desa yang bebas BAB sembarangan.

Hal senada juga diungkapkan Bupati Blora Djoko Nugroho. Upaya membebaskan dari BAB sembarangan terus dilakukan. Hingga saat ini di Blora masih 17.542 keluarga di 15 kecamatan yang masih BAB sembarangan. "Tahun ini terus kita tekan, hingga 2019 sudah benar-benar bebas," jelas Djoko Nugroho. (A-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Agus Triwibowo
Berita Lainnya