Peringatan Dini Tsunami Bermasalah Karena Banyak Alat Dicuri

Cahya Mulyana
01/10/2018 15:38
Peringatan Dini Tsunami Bermasalah Karena Banyak Alat Dicuri
(MI/ARNOLD DHAE )

MENTERI Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku prihatin dengan hilangnya sejumlah pendeteksi gempa dan tsunami milik BMKG di Palu maupun Aceh. Pasalnya alat bernama buoy itu penting untuk mengirimkan prringatan dini tsunami yang setiap saat bisa terjadi karena sebagian wilayah Indonesia masuk ring of fire.

"Kita ingatkan, tolong jangan buoy-buoy itu dicuri. Jadi banyak itu (buoy) di Aceh maupun di Palu sehingga peringatan dini tsunaminya terlambat sampai,"jelasnya saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta. Senin (1/10)

Menurut dia, dampak hilangnya buoy sangat besar karena ketika terjadi potensi tidak ada peringatan. Oleh sebab itu masyarakat harus turut menjaga alat penting tersebut supaya jumlah korban tidak banyak.

"Mereka itu perlu diberitahu bahwa dampak dari mencuri buoy itu sangat besar. Yakni korban bisa bertambah banyak gara-gara dia mencuri buoy," tegasnya.

Ia mengatakan buoy yang ditempatkan BMKG sudah berdasarkan study potensi tsunami. Terlebih, Indonesia memiliki tingkat rawan gempa dan tsunami yang tinggi karena masuk dalam ring of fire.

"Kita mesti sadar bahwa Indonesia itu berada pada ring of fire jadi kalau kita lihat dari tahun 2004 sampe sekarang gempa bumi di Aceh, Nias, Mentawai terus kemudian Bengkulu, Jawa Bali, NTT, NTB kemudian di Palu. Itu konsekuensi kita negara berada diatas ring of fire kita lihat itu dari itu semua untuk membuat persiapan kita menghadapi gempa-gempa yang pasti akan terjadi lagi ke depan ini,"paparnya.

Oleh sebab itu, kata dia, pemerintah meminta seluruh lapisan masyarakat bersma-sama menjaga alat pendeteksi tsunami supaya tidak banyak korban berjatuhan. Kemudian pendeteksi tsunamj milik BMKG itu perlu diperbaharui supaya lebih akurat.

"Tadi kita sepakati bahwa alat-alat dari BMKG harus diperbarui," tutupnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya