Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
DEKLARASI 10 kepala daerah (bupati dan walikota) di Sumatra Barat pada Selasa (18/9) malam, disinyalir menjadi simbol beralihnya dukungan masyarakat Sumatra Barat dari Prabowo Subianto ke Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu dikatakan oleh pengajar sejarah politik dari Universitas Andalas, Israr Iskandar kepada Media Indonesia, Rabu (19/9). Menurutnya, itu mungkin akan mengubah peta perolehan suara di Sumbar yang pernah menjadi lokasi kekalahan telak Jokowi.
Pada Pemilu 2014, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla, kalah telak di Sumbar dengan hanya mendapatkan 23,08% suara. Itu berbanding jauh dengan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa yang meraih 76,92%.
"Sepuluh kepala daerah, berarti lebih separuh Sumbar (Sumbar terdiri dari 19 kabupaten dan kota). Secara simbolik ini bisa jadi gambaran peralihan atau pergeseran dukungan rakyat Sumbar dari Prabowo ke Jokowi," bilang Israr.
Sikap para bupati dan walikota tersebut, menurut Israr, karena mereka melihat kinerja Jokowi jelas, meski punya sejarah kalah di Sumbar.
Misalnya saja proyek jalan ke kawasan wisata Mandeh, kereta api Bandara Minangkabau, pembangunan pelabuhan di Pasaman Barat, pembangunan Pasa Ateh Bukittinggi, revitalisasi Seribu Rumah Gadang, dan rencana tol Padang-Pekanbaru.
"Ini nampaknya juga perubahan sikap politik orang Sumbar dan Minang secara umum. Mereka realistis, tidak lagi mau terjebak politik identitas, dan lain-lain," kata Israr.
Hal yang patut ditunggu, sebut peneliti lembaga survei Cirus Surveyors Group ini, ialah sikap Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.
"Walaupun sepertinya itu mustahil, karena kader PKS biasanya konsisten dari pusat sampai ke daerah," tukasnya.
Tapi yang jelas, kata dia, adanya deklarasi 10 kepala daerah, menegaskan pendulum politik Pilpres di Sumbar mengarah ke Jokowi.
"Tapi ingat juga, bahwa pemilih tak hanya terpengaruh pilihan tokoh formal, seperti kepala daerah, tapi juga informal. Patut ditunggu sikap agamawan, tokoh adat, budayawan, cendekiawan lokal, bundo kanduang, dan lain-lain," ungkapnya.
Ia juga mengingatkan pengaruh media terutama medsos terhadap perilaku pemilih. Israr memprediksi Prabowo-Sandi, melalui medsos, akan habis-habisan membendung peralihan suara supaya tidak beralih ke Jokowi.
"Media mainstream pun akan ikut arus, ikut kepala daerah. Lihatlah eksposure berita deklarasi 10 kepala daerah dapat tempat di halaman 1 di koran-koran Padang," dia menambahkan.
Irisan pendapat yang sama juga dilontarkan pengamat politik dari Universitas Andalas Asrinaldi. Menurutnya, dukungan kepala daerah itu akan mempengaruhi pilihan pendukungnya di daerah.
"Bagaimanapun kepala daerah tentu punya pendukung ketika mereka ikut Pilkada. Massa ini sedikit banyaknya juga akan ikut kepala daerah yang mereka dukung," katanya.
Oleh sebab itu, dia menilai dukungan kepala daerah tersebut diprediksi menggerus suara Prabowo di Sumatra Barat.
Pengamat politik dari Ranah Minang lainnya, Arifki Chaniago melihat dukungan 10 kepala daerah menunjukkan Jokowi berhasil meyakinkan kepala daerah di Sumbar.
"Kunci meyakinkan itu, meskipun Jokowi kalah di Sumbar pada Pemilu 2014, tapi Jokowi tetap mau membangun Sumbar," tukasnya.
Sepuluh kepala daerah di Sumbar telah mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi-Ma'ruf Amin. Mereka adalah Bupati Dharmasraya, Bupati Pesisir Selatan, Bupati Pasaman, Bupati Sijunjung, Bupati Limapuluh Kota, Wali Kota Solok, Bupati Solok, Bupati Kepulauan Mentawai, Wali Kota Bukittinggi, dan Bupati Tanah Datar. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved