Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PERAJIN tahu dan tempe di Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) mulai mewaspadai kenaikan harga kedelai dari Rp7.400 menjadi Rp7.600 per kilogram.
Salah seorang perajin tahu di sentra tahu Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Supriyanto, 28, mengungkapkan kalau perajin mulai ancang-ancang untuk mengantisipasi naiknya harga kedelai. "Oleh karena itu, kami mulai mengantisipasi. Tetapi tidak mungkin menaikkan harga, paling antisipasinya adalah memperkecil ukuran tahu," ujarnya, Jumat (7/9).
Ia mengungkapkan, kalau setiap harinya dirinya membutuhkan setidaknya 75 kg, sehingga dengan kenaikan Rp200 per kilogram, ada tambahan biaya Rp15 ribu. "Kami berharap pemerintah melakukan upaya sehingga harga kedelai bisa dikendalikan. Itu yang diinginkan oleh para perajin tahu. Sebab, kalau harga naik terus tentu bakal berdampak pada usaha," katanya.
Sementara itu, perajin tempe di Ajibarang, Banyumas. mengaku lebih memilih untuk mengurangi ukuran tempe ketimbang menurunkan jumlah produksi. "Dengan harga kedelai yang naik, lebih baik kami mengecilkan ukuran tempe. Naiknya harga tempe menjadi langkah paling terakhir. Kalau masih tetap dapat dikendalikan dengan memperkecil ukuran, itu yang kami tempuh," tambah Surwan, 53, perajin setempat. (A-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved