Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
KRISIS air bersih yang melanda di Kabupaten Tuban, Jatim, terus meluas hingga 11 kecamatan di kabupaten setempat, Selasa (4/9). Padahal sebelumnya, baru 8 kecamatan yang terdampak kekeringan.
Peningkatan ini setelah sejumlah kawasan yang semula terbebas dari kekeringan menjadi kawasan terdampak. Diperkirakan, hujan baru akan turun pada kawsan tersebut pada pertengahan November mendatang.
Pemkab juga terus melakukan pengiriman air bersih pada desa-desa terdampak. Ke 11 kecamatan itu antara lain, Kerek, Grabagan, Bangilan, Senori, Parengan, Jatirogo, Soko, Montong, dan Semanding.
"Kita terus berupaya mengirimkan air ke desa terdampak," terang Kepala Pelaksana Kantor BPBD Pemkab Tuban, Joko Ludiyono kepada Media Indonesia, Selasa (4/9).
Menurut Joko, seiring kemarau makin panjang, kawasan yang semula tidak masuk peta terdampak kini, juga mengalami kekurangan air bersih. Contohnya, kata dia, wilayah Desa Mahindu dan Nguluhan, Kecamatan Montong yang kini masuk krisis air bersih.
Sebenarnya, kata dia, sejak tahun sebelumnya dua desa itu termasuk kawasan yang telah dipetakan mengalami krisis air bersih oleh BPBD tetapi, karena oleh pihak kecamatan tidak dimasukkan kawasan terdampak sehingga, tidak dimasukkan dalam daftar pantauan.
Namun, karena ada permintaan dari warga yang sudah mengalami kekurangan air bersih sehingga, Senin (3/9) petang dilakukan pengiriman pada dua desa tersebut. Hal ini setelah dilakukan koordinasi dengan kecamatan setempat. Dengan kondisi tersebut, dua armada yang rencana hendak mengirimkan air di kawasan Kecamatan Bangilan kemudian, di alihkan pada Kecamatan Montong.
Krisis air bersih diprediksi bakal berlangsung hingga beberapa bulkan mendatang. Hal ini berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda di Surabaya yang menyatakan, khusus wilayah Kabupaten Tuban awal musim hujan masuk dasarian II atau diprediksi awal November mendatang.(A-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved